BISNIS.COM, JAKARTA—PT Karya Citra Nusantara menyatakan mengalami sejumlah kerugian akibat penutupan akses masuk ke Pelabuhan Marunda Jakarta.
Direktur Keuangan PT Karya Citra Nusantara Wibisono Harum Bintoro menjelaskan sejak akses masuk pelabuhan ditutup oleh PT Kawasan Berikat Nusantara pihaknya mengalami kerugian.
“Sulit hitung kerugian secara keseluruhan tetapi ada beberapa dampak yang para penyewa mengalami kerugian,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Jumat (19/4/2013).
Wibisono mencontohkan akibat penutupan akses masuk pelabuhan Marunda pihaknya mengalihkan kapal milik PT Maritim Sinar Utama.
Dia menjelaskan PT Maritim Sinar Utama telah menandatangani kontrak kerja sama dengan pihaknya selama setahun dengan nilai kontrak penggunaan salah satu dermaga sebesar Rp7,5 miliar.
Nilai kontrak itu, imbuhnya, belum termasuk dari biaya labuh, jasa tambat dan jasa timbang.
“Maritim Sinar Utama sudah bayar [tetapi] kapal mereka tidak bisa bongkar muat karena akses masuk ditutup dan kita alihkan ke dermaga lain. Kerugian inmateril juga kita alami karena ada mitra yang ingin kerja sama dan ada masalah bisa mempengaruhi image kami,” katanya.
Dia juga menambahkan sejumlah kegiatan produksi dari sejumlah perusahaan terhambat karena kegiatan bongkar muat beberapa kapal batu bara dan minyak mentah kelapa sawit tidak dapat dilakukan.
Menurutnya tenaga kerja bongkar muat juga tidak memperoleh penghasilan sejak kegiatan bongkar muat dihentikan pada 21 Maret 2013.
Sebelumnya pihak PT Karya Citra Nusantara telah mengalihkan 7 kapal yang mengangkut batu bara dan minyak mentah kelapa sawit ke pelabuhan lain
Berdasarkan data terdapat 16 kapal yang telah masuk daftar tunggu untuk bertambat di pelabuhan Marunda hingga 30 April 2013.
Dia menyatakan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak PT Kawasan Berikat Nusantara untuk menyelesaikan penutupan akses masuk pelabuhan Marunda.
PT Karya Citra Nusantara merupakan anak perusahaan patungan antara PT Kawasan Berikat Nusantara yang memiliki 15% saham dan 85% saham dimiliki oleh PT Karya Citra Nusantara.
Penutupan pelabuhan itu disebabkan oleh kisruh internal kedua perusahaan pemegang saham PT Karya Citra Nusantara.