JAKARTA--PT Pertamina EP kehilangan 462.568 barel minyak dari produksinya pada periode Januari-Maret 2013 akibat aksi akibat meningkatnya aksi pencurian minyak di sejumlah pipa milik perusahaan.
Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam mengatakan kerugian minyak sebanyak 462.568 barel itu masih harus ditambah kerugian dari kerusakan fasilitas dan kebakaran akibat pencurian itu. Pencurian minyak tertinggi terjadi pada Juli 2012, dimana perusahaan kehilangan 68.000 barel minyak atau sekitar 2.000 barel per hari.
“Di Tempino-Plaju kami kehilangan 462.568 barel minyak atau sekitar Rp444 miliar, itu yang dinikmati para penjarah. Kerugian kami itu belum termasuk kerugian kerusakan fasilitas dan kebakaran akibat pencurian minyak itu,” katanya di Jakarta, (10/6).
Syamsu Alam mengungkapkan perusahaan kesulitan dalam mengatasi pencurian minyak itu, karena tidak memiliki kewenangan dalam menyelesaikan. Padahal, untuk mendapatkan 500 barel minyak perusahaan membutuhkan investasi sekitar US$5 juta untuk melakukan pengeboran sumur minyak dan gas bumi (migas).
Menurutnya, perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pencurian minyak itu, termasuk melaporkan kejadian itu kepada Pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Akan tetapi, hingga saat ini aksi pencurian minyak di jalur pipa milik perseroan masih terus terjadi.
Pertamina EP bahkan telah melibatkan pihak Direktorat Pengamanan Objek Vital Polri untuk segera mengambil langkah tegas pengamanan. “Semakin hari, penjarahannya semakin gencar. Bahkan saya juga mendengar minyak milik Chevron juga sudah mulai dijarah, jadi pencurian itu semakin meluas,” ungkapnya.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Muhammad Husen mengatakan minyak yang dicuri dari Pertamina EP sejak Januari 2012 hingga Mei 2013 sekitar 660.000 barel. Aksi pencurian itu sempat menurun pada Oktober 2012, tetapi kembali melonjak sejak Januari 2013 hingga saat ini.
“Kehilangan minyak pada kuartal 1-2013 ini sudah 4 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” katanya.