Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN-P 2013: Target Penyerapan Anggaran Dipatok Ambisius

BISNIS.COM, JAKARTA – Penyerapan anggaran ditargetkan ambisius 98% dari pagu belanja pemerintah pusat tahun ini sebesar Rp1.196,83 triliun untuk mengejar pertumbuhan konsumsi pemerintah 6,7%.

BISNIS.COM, JAKARTA – Penyerapan anggaran ditargetkan ambisius 98% dari pagu belanja pemerintah pusat tahun ini sebesar Rp1.196,83 triliun untuk mengejar pertumbuhan konsumsi pemerintah 6,7%.

Dalam target APBN-P 2013, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dipatok 6,3% dengan mengandalkan pertumbuhan konsumsi pemerintah yang tinggi. Target itu cukup fantastis mengingat pada 2012, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 1,25%.

Namun, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan target itu wajar mengingat pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan melambat tahun ini.

Ketika PMTB melambat, ujarnya, maka konsumsi pemerintah akan mengambil porsi lebih banyak. Adapun yang terjadi pada tahun lalu, PMTB tumbuh tinggi hingga 9,81% menjadi Rp660,9 triliun atau menyumbang 33,16% terhadap total PDB.

Konsumsi pemerintah tumbuh 1,25% menjadi Rp205,3 triliun dan hanya menyumbang 8,89% terhadap PDB seiring penyerapan anggaran yang hanya 87,5%.

Menurut Anny, target pertumbuhan konsumsi pemerintah 6,7% dalam RAPBN-P 2013 sudah memperhitungkan tren penyerapan tahun-tahun sebelumnya dan proyeksi tahun ini.

“Kami berharap di level 95%-98%. Itu realisasi belanja K/L (kementerian/lembaga),” katanya, Rabu (19/6/2013).

Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPA) akan lebih ketat mengawasi setiap K/L melalui sistem monitoring network (sismonet). Setiap bulan, masing-masing K/L akan diberi surat untuk melaporkan sejauh mana pemyerapan anggaran mereka.

“Kalau kementerian/lembaga tidak bisa menyerap dan menjelaskan, akan dikurangi belanjanya,” ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper