Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAX HOLIDAY: Pemerintah Bisa Berikan pada Industri Karet Sintetis

BISNIS.COM, JAKARTA -- Pemerintah dapat memberikan fasilitas bebas pajak (tax holiday) kepada industri karet sintetis.

BISNIS.COM, JAKARTA -- Pemerintah dapat memberikan fasilitas bebas pajak (tax holiday) kepada industri karet sintetis.

"Kita bisa buatkan insentif berupa fasilitas bebas pajak (tax holiday) mengingat investasinya sangat besar dan memberi dampak besar bagi ekonomi," kata Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Tony Tanduk , Senin (24/6) .

Tony menegaskan produk karet sintetis dipergunakan dalam pembuatan ban radial kandungannya hampir 40%.

Menurutnya, dengan pertumbuhan sektor otomotif demikian pesat di Indonesia, penggunaan ban radial juga semakin meningkat ini yang membuat industri karet sintetis sangat prospektif.

Dia menjelaskan jika pabrik syntetic rubber patungan anak usaha PT Chandra Asri Petrokimia Tbk dengan Compagnie Financiere Groupe Michelin jadi direalisasikan pada awal 2017,  akan dapat memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hal ini mengingat untuk produk syntetic rubber 100% masih diimpor, seandainya pabrik ini memiliki kapasitas 150.000 ton per tahun saja tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi.

Tony mengatakan, investasi yang ditanamkan industri karet sintetis ini sangat besar mencapai US$435 juta, sehingga sudah sewajarnya apabila mereka minta fasilitas tax holiday serta bisa kita berikan.

Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (INAPlas) Budi Santoso Sadiman mengatakan kebijakan pemerintah memberikan tax holiday akan sangat membantu perusahaan dalam merealisasikan imvestasinya.

Dia mengatakan syarat untuk mendapatkan fasilitas tersebut juga sudah dipenuhi yakni investasi yang ditanamkan di atas Rp1 triliun (sangat besar), serta merupakan industri pionir (pelopor).

Menurut Tony, kehadiran industri karet sintetis akan melengkapi rantai industri hulu - hilir yang dipastikan akan membawa dampak ekonomi sangat besar di Indonesia.

Budi berharap kerja sama itu nantinya tidak sekedar memasok kebutuhan industri ban Michelin tetapi juga dapat didistribusikan kepada industri ban lainnya di Indonesia sehingga tercipta hulu-hilir yang sehat.

Dia menunjukkan clay  pada 2012 industri otomotif mencapai 1 juta, maka tahun 2015 dan 2018 masing-masing ditargetkan bisa mencapai 1,5 sampai 2 juta.

Seperti diketahui, PT Chandra Asri Petrokimia tbk melalui anak usaha Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) bersama Compagnie Financiere Groupe Michelin telah menandatangani pembentukan perusahaan patungan dengan kepemilikan masing-masing 45% dan 55%.

Jumlah investasi diperkirakan mencapai US$435 juta dan  konstruksi dimulai pada awal 2015 dan diperkirakan selesai awal 2017. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper