BISNIS.COM, JAKARTA - (K-Food) master franchisor sekaligus franchisee pertama Sour Sally Mini menargetkan omzet Rp75 juta - Rp90 juta per bulan dari gerai pertama yang akan dibuka di Plaza Semanggi.
Presiden Direktur PT Kuliner Nusantara Sejahtera Ardantya Syahreza mengatakan untuk mencapai omzet sebesar itu, setidaknya perhari harus dapat menjual sekitar 200 cup hingga 250 cup.
"Kami optimis bisa mencapai angka tersebut. Karena segmen menengah saat ini semakin kuat dan berkembang. Apalagi dengan merek premium dijual dengan harga terjangkau, sehingga volume penjualannya bisa lebih tinggi," ucapnya seusai penandatanganan Perjanjian Master Franchise Sour Sally Mini dengan Presiden Direktur PT Berjaya Bersama Sally, Jumat (5/7/2013).
Namun, tidak hanya mengandalkan nama besar, Ardantya juga akan gencar melakukan berbagai promosi dan strategi market untuk menggaet para konsumen.
Selain itu, sebagai master franchisor dan brand leadership, K-Food akan menawarkan paket waralaba ini kepada para pelaku usaha yang ingin menyicipi manisnya bisnis frozen yogurt.
Untuk investasi awal Sour Sally Mini dibutuhkan investasi sekitar Rp220 juta per outlet yang terdiri dari Rp50 juta franchise fee untuk 5 tahun, dan Rp170 juta pendirian outlet serta pembelian mesin dan peralatan awal.
Investasi tersebut di luar biaya sewa lokasi serta biaya variablebulanan seperti operasional, gaji karyawan, dan bahan baku.
Ardantya mengatakan sebagai master franchisor dia tidak akan melepas para mitra begitu saja, tetapi ikut mendorong mengembangkan usaha agar bisa membukukan omzet maksimal.
Selain itu, dia menyarankan para investor untuk membuka outlet Sour Sally Mini di lokasi strategis yang tidak terbatas di pusat perbelanjaan premium, seperti pertokoan dan food court. "Bisa juga dibuka di sekitaran kampus, pusat keramaian, food court, dan lokasi yang ramai dikunjungi."
Dia yakin dengan merek yang sudah kuat dari Sour Sally sebagai es krim yang sehat dengan berbagai aneka rasa dan topping serta merek premium, Sour Sally Mini ini dapat memikat hati para pelanggan dari kalangan kelas menengah.