Bisnis.com, JAKARTA—Pencurian minyak di pipa jalur Tempino-Plaju semakin mengkhawatirkan. Dalam 7 hari perusahaan menemukan 17 titik pencurian di pipa itu.
Gunung Sardjono Hadi, Direktur Utama PT Pertagas mengatakan pencurian paling parah terjadi di Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin. Pencurian minyak itu bahkan dilakukan di pipa baru dioperasikan Pertagas 17 Juli 2013 yang ditanam 1,5 meter di bawah tanah.
“Total lokasi lubang di pipa baru itu sudah mencapai 17 lokasi dengan total kerugian Rp17 miliar atau sekitar 17.563 barel minyak mentah,” katanya hari ini, Kamis (25/7/2013).
Pipa baru jalur Tempino-Plaju sepanjang 242 kilometer dibangun pada 2011 dengan biaya US$80 juta untuk mengalirkan minyak dari Lapangan Tempino yang dikembangkan Pertamina EP ke Kilang Plaju. Fasilitas yang menggantikan pipa lama dengan tingkat losses tinggi itu rata-rata mengalirkan minyak 12.000 barel per hari.
Menurutnya, tiap tahunnya kerugian akibat pencurian minyak terus meningkat. Pada 2010 kerugian dari pencurian minyak mencapai Rp15 miliar, kemudian meningkat pada 2011 menjadi Rp177 miliar, dan 2012 mencapai Rp300 miliar. Kemudian semester 1 tahun ini mencapai Rp37 miliar.
Sementara Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan aksi pencurian minyak mentah itu akan menurunkan produksi Pertamina EP sebanyak 12.000 barel per hari.
Saat ini SKK Migas masih menunggu keterangan dari Pertamina EP untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya. “Tentu kejadian itu akan berdampak dan produksi akan turun sekitar 12.000 barel per hari. Aksi ini sudah bertahun-tahun terjadi dan merambah ke berbagai tingkat,” ungkapnya.
Pencurian minyak itu memang dikeluhkan oleh Pertamina, karena minyak yang dicuri tersebut belum diakui sebagai produksi perseroan untuk memenuhi target produksi. Padahal, minyak tersebut dicuri di pipa saat akan disalurkan ke Kilang Plaju.