Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menuding panjangnya mata rantai dalam tata niaga perkebunan kopi membuat harga kopi ditingkat petani sangat rendah. Oleh karena itulah pemerintah berencana memotong mata rantai yang merugikan petani ini.
Staff Ahli Ditjen Perkebunan Kementan Heri Moerdiono mengatakan ada indikasi tengkulak mengontrol harga kopi di tingkat petani. akibat hal ini petani tidak dapat menikmati harga yang semestinya. Karena itulah, kementeriannya segera mengambil langkah tegas dengan memotong mata rantai ini.
“Kondsi yang terjadi di lapangan itu mata rantai niaga terlalu panjang. Bagaimana bisa ada 3 hingga 4 tengkulak yang bermain disini, ini kan jelas-jelas merugikan petani,” tuturnya Kamis (12/9/2013).
Ia mencontohkan, ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat melemah, seharusnya ada penambahan pendapatan karena sebagian besar kopi tersebut di ekspor. Namun faktanya tidak demikian, tidak semua petani merasakan buah manis ini.
Oleh karena itulah, pihaknya bertekad akan memotong tata niaga yang merugikan petani ini. “Hal ini tidak bisa dibiarkan, seharusnya petani yang mendapat untung karena mereka yang menanam. Tapi ini tengkulaknya malah yang untung, kan salah kalau seperti itu, makanya harus segera dipotong,” pungkasnya.