Bisnis.com, JAKARTA – Keberhasilan Mahendra Siregar dalam memimpin Badan Koordinasi Penanaman Modal akan dinilai dari kesuksesannya mendorong investor merealisasikan komitmen investasi Rp1.400 triliun.
Menteri Keuangan sekaligus Kepala BKPM M.Chatib Basri mengatakan keberhasilan Mahendra untuk mewujudkan investasi yang sudah dalam pipeline itu akan menjadi cerita sukses investasi di Indonesia, sekaligus kesuksesan Mahendra memimpin BKPM.
BKPM sebelumnya mencatat terdapat rencana investasi Rp1.400 triliun sejak Juli 2013 yang belum direalisasikan, terdiri atas 40% penanaman modal dalam negeri (PMDN), sedangkan selebihnya penanaman modal asing (PMA).
Adapun 45% rencana investasi itu berupa perluasan atau reinvestasi, sedangkan sisanya merupakan pendirian usaha baru.
“Kalau yang dalam pipeline itu jalan, itu bisa jadi success story. Orang menunggu itu jalan atau enggak. Orang kalau mau invest, pasti melihat cerita sukses dulu,” ujarnya.
Meskipun diperkirakan hanya setahun menjabat, Chatib berpendapat itu bukan soal sulit mengingat Mahendra merupakan sosok yang dikenalnya memiliki jaringan luas di kalangan swasta, pemerintahan dan dunia internasional.
Sebagai mantan Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Mahendra dikenal dekat dengan kalangan swasta.
Soal birokrasi, lelaki yang lahir 17 Oktober 1962 itu tentu paham benar karena pernah menjabat Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Wakil Menteri Perdagangan dan saat ini Wakil Menteri Keuangan.
Di dunia internasional, pergaulan Mahendra cukup luas karena pernah berkiprah sebagai Sherpa atau semacam perwakilan kepala negara dalam ajang konferensi tingkat tinggi G20.
“Jadi, saya enggak melihat alasan untuk tidak optimistis Pak Mahendra jadi kepala BKPM,” ujar Chatib.
Poin kedua yang menjadi ukuran keberhasilan Mahendra menurut Chatib adalah sejauh mana dia menjalankan revisi aturan daftar negatif investasi (DNI) yang menurut rencana terbit Oktober.
“Kemudian, signal-nya clear bahwa itu ramah terhadap investor luar maupun domestik, itu akan bantu. Dengan itu, akan menunjukkan bahwa Indonesia melakukan structural reform,” ujarnya. (ra)
