Bisnis.com, BANDUNG - Investor asing terutama Asia dan Eropa masih mendominasi sektor hilir kelapa sawit di Tanah Air dengan porsi mencapai 92% dari realisasi penanaman modal asing pada 2012.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menuturkan investasi di komoditas sawit mengalami peningkatan cukup baik.
Dia mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah meningkatkan minat investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia, terutama terkait tax holiday untuk industri pioneer dan kebijakan biodiesel.
"Dalam empat tahun terakhir investasi naik 179% dari Rp6,88 triliun menjadi Rp19,24 triliun di sektor hulu dan hilir sawit," ujarnya dalam 9th Indonesian Palm Oil Conference, Jumat (29/11/2013).
Berdasarkan data BKPM, investasi di industri sawit pada 2012 mencapai Rp14,6 triliun, yang terdiri dari PMA Rp13,49 triliun atau sekitar 92% dari keseluruhan dan PMDN Rp66 miliar atau sekitar 8%.
Realisasi investasi tersebut naik 29% dibandingkan dengan capaian pada 2011 yang tercatat Rp11,29 triliun, terdiri dari PMA Rp10,63 triliun dan PMDN Rp66 miliar.
"Di sisi hilir, rasio investasi dalam negeri dan luar negeri mencapai 1:14," ujarnya.
Mahendra mengatakan investor asing yang banyak menanamkan modal di industri turunan sawit mayoritas berasal dari negara-negara Asia.
"Paling besar negara Asia, mulai dari China, Singapura, Malaysia. Ini memang kesempatan yang baik untuk dimanfaatkan. Tapi komplikasi teknologinya memang jauh lebih tinggi," ungkapnya.
Joefly J. Bahroeny, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan investor dalam negeri yang masuk ke industri hilir sawit mayoritas kuat secara modal dan managerial.
Untuk meningkatkan realisasi investasi investor domestik, pemerintah diharapkan meningkatkan kepastian dari sisi regulasi, perpajakan, dan dukungan infrastruktur.
"Hambatan utama aturan-aturan terkait kepastian hukum dan infrastruktur di daerah perkebunan hulu. Ini perlu perhatian pemerintah supaya produk hilirnya menjadi lebih efisien," kata Joefly.
Sementara itu, berdasarkan identifikasi Gapki, investasi di sektor hilir sawit hingga 2014 diproyeksi mencapai Rp2,7 triliun.