Bisnis.com, NUSA DUA - Pemerintah RI mengisyaratkan belum adanya perkembangan dalam proses konsultasi guna mencapai kesepakatan Paket Bali.
Hingga Jumat (6/12), India dinilai masih bersikeras pada kepentingannya untuk memperjuangkan ketahanan pangan dalam proposal paket pertanian.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pembahasan mengenai paket pertanian sudah semakin mengerucut pada masalah prinsip. Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo dan Ketua Konferensi WTO Gita Wirjawan masih melakukan perundingan secara intensif.
“Saya hanya bisa mengatakan kita sudah semakin dekat dengan garis finis, tetapi belum sampai pada kesekapatan [Paket Bali]. Hari ini akan ada pertemuan dengan dirjen [Roberto Azevedo] dan hasilnya akan segera dilaporkan,” kata Bayu kepada wartawan, Jumat (6/12/2013).
India menuntut adanya perubahan harga acuan pokok pertanian yang hingga saat ini masih menggunakan acuan Putaran Uruguay 1986-1988. Patokan harga tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Pengaturan besaran harga acuan pokok produk pertanian tersebut diambil dari mekanisme Agreement on Agriculture (AoA) 1994 di Uruguay tentang mekanisme pemberian subsidi pertanian bagi negara maju dan berkembang.
Paket Bali menggunakan prinsip single undertaking atau tidak ada sesuatu yang bisa disepakati sampai semua kesepakatan disetujui. Paket Bali hanya memiliki tiga isu runding yang menekankan pada fasilitasi perdagangan, pertanian, dan negara kurang berkembang (least developed countries/LDCs).