Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya mempercepat proses penawaran proyek angkutan massal (Surabaya Mass Rapid Transportation/Smart) kereta monorel dan trem melalui penyederhanaan mekanisme dan evaluasi lelang.
Ketua Panitia Lelang Monorel dan Term Dedik Irianto menguraikan ada dua proses administratif yang harus dilalui peminat proyek senilai Rp8,8 triliun itu. Peminat proyek harus ikut pra kualifikasi lelang.
"Ini dimulai April [2014], mereka memasukkan profil perseroan meliputi kemampuan teknis dan finansial hingga skema pembiayaan," jelasnya di sela-sela Market Sounding Smart di Surabaya, Rabu (18/12/2013).
Setelah itu, dari 60 perusahaan yang menyatakan minat saat ini diseleksi dan wajib melakukan penawaran pada Agustus. Selepas itu, ada evaluasi dan ditentukan pemenangnya. "Awal 2015 ditargetkan sudah groundbreaking. Jadi percepatannya pada evaluasi dokumen," tegasnya.
Pembangunan angkutan massal di Surabaya mengandalkan dua moda utama. Kereta monorel diarahkan melayani penumpang dari arah timur ke barat dan trem dari utara ke selatan.
Kedua proyek itu diprediksi memerlukan investasi Rp8,8 triliun dengan mekanisme kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP).
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan pemerintah pusat berkomitmen mendukung 40% dari porsi pembiayaan pemerintah. Dukungan itu dinilai bisa mempercepat realisasi proyek.
"Kalau pra kualifikasi biasanya 6 bulan maka bila bisa diefisienkan mungkin bisa 4 bulan," jelasnya menggambarkan komitmen percepatan realisasi proyek.
Risma optimistis rencana angkutan massal cepat teralisasi karena urusan pokok seperti tanah tidak menjadi masalah. Kereta monorel menggunakan median jalan sebagai lokasi tiang pancang.
"Bagi investor luar negeri juga bisa konsultasi melalui web Pemkot Surabaya atau email, jadi tak harus datang," tambahnya soal kemudahan bagi investor yang ingin terlibat dalam proyek Smart.
