Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengeluhkan kenaikan harga buah impor yang cukup signifikan pada akhir tahun ini bahkan ada yang melambung hingga 50%.
Wakil Sekjen Aprindo Satri Hamid Ahmadi mengatakan kenaikan harga tersebut tidak hanya akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang telah lebih dari Rp12.000 tetapi juga semakin menipisnya pasokan kuota impor sejak November lalu
“Akibatnya pasokan buah impor berkurang di tingkat distributor dan peritel, karena kelangkaannya itu maka hampir rata-rata produk impor mengalami kenaikan,” ucapnya kepada Bisnis hari ini, Minggu (29/12/2013).
Dampaknya tentu saja terjadi penurunan penjualan buah-buah impor ini apalagi di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Misalnya, pelanggan yang dulunya membeli dua kilogram saat ini hanya membeli satu atau setengah kilogram saja.
Kenaikan tertinggi menurutnya terjadi pada anggur dan jeruk yang kenaikannya mencapai 50%. Untuk anggur harga per kilogramnya merangkak hingga Rp85.000, sedangkan untuk harga jeruk, kenaikan tertinggi terjadi pada jeruk lemon impor mencapai Rp110.000 per kg.
Untuk menghindari harga yang terus merangkak akibat pasokan yang semakin menipis, maka Aprindo mendorong otoritas pemangku kepentingan di bidang importasi produk hortikultura untuk segera meralisasikan ijin impor.
Terutama kuota jatah impor dari para importir yang sudah mengajukan aplikasi importasi produk horti tersebut. Dengan demikian, tidak lagi terjadi kelangkaan produk impor berakibat melambungnya harga-harga buah.
“Jangan sampai harga buah ini terus melambung dan tidak dapat dijangkau masyarakat. Oleh karena itulah, kami minta agar ijin importasi produk horti segera direalisasikan karena pasokan buah impor di tingkat ritel hanya cukup untuk memenuhi sampai akhir tahun saja.”