Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aviliani: PGN Seharusnya Akuisisi Pertagas

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani angkat bicara tentang polemik yang berkepanjangan soal rencana akuisisi PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero) terhadap PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani angkat bicara tentang polemik yang berkepanjangan soal rencana akuisisi PT Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero) terhadap PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

"Kan PGN itu sudah perusahaan terbuka, masa perusahaan yang sudah melantai di bursa efek terus diakuisisi oleh perusahaan yang bukan terbuka. Yang ada perusahaan terbuka [PGN] yang mengakuisisi nonterbuka [Pertagas]," kata Aviliani ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (24/2/2014).

Menurut Aviliani, negara sudah memiliki roadmap yang membahas masalah energi nasional. Dalam roadmap itu sendiri diatur tentang kebutuhan energi dalam negeri.

Dalam roadmap tersebut sudah diklasifikasikan perusahaan-perusahaan mana yang harus bisa memenuhi pasokan gas dalam negeri dan memenuhi kebutuhan ekspor nasional.

Memang diakui oleh Aviliani bahwa polemik akuisisi ini telah mempengaruhi kinerja dan saham dari PGN sendiri. Dia menambahkan, Pertamina disarankan tidak melempar isu akuisisi yang berkepanjangan seperti sekarang ini.

"PGN ini kan sudah terbuka, artinya polemik seperti ini akan mempengaruhi kinerja dari PGN itu sendiri yang berpengaruh terhadap saham PGN itu sendiri kalau terus digembar-gemborkan akan diakusisi oleh Pertamina," jelasnya.

Tidak hanya itu, Aviliani menambahkan bahwa perusahaan yang sudah go public seperti PGN harus mengikuti segala aturan-aturan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kalau PGN diakuisisi oleh Pertagas atau Pertamina yang notabane belum menjadi perusahaan terbuka, pastinya hal itu akan merugikan para pemegang saham.

"Khususnya mereka yang memegang saham minoritas, seolah-olah mereka dirugikan karena tidak sesuai dengan prospek dari perusahaan itu (PGN)," tegasnya.

Sebelumnya dikonfirmasi terpisah, pengamat ekonomi Hendri Saparini lebih memilih Pertamina untuk membangun kilang minyak ketimbang melakukan akusisi terhadap PGN. Pasalnya, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional saat ini sudah sangat tinggi sehingga memang dibutuhkan kilang-kilang minyak baru.

"Bangun kilang saja tidak mampu ini malah melempar isu akuisisi. Apakah dengan akusisi itu akan mengurangi ketergantungan impor terhadap minyak? Membangun kilang minyak wajib dilakukan," jelas Hendri.

Hendri juga mengingatkan bahwa polemik akuisisi seperti ini akan menjadi batu sandungan bagi para pengusaha di Indonesia untuk menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015. Karena, para investor asing maupun dalam negeri akan ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper