Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia mengajak industri Rusia melakukan investasi bersama di sejumlah bidang industri guna mempersempit defisit neraca perdagangan dengan Negeri Beruang Merah tersebut.
Pemerintah Indonesia dan Rusia tengah membahas sejumlah kerjasama strategis di sejumlah bidang a.l. perdagangan, energi, transportasi dan infrastruktur, pariwisata, teknologi dan komunikasi, pendidikan, serta keuangan untuk mengatasi ketimpangan neraca perdagangan tersebut.
Pembahasan kerjasama tersebut tertuang dalam sidang komisi bersama ke-9 bidang Ekonomi, Perdagangan dan Kerjasama Teknis antara Indonesia dan Rusia. Sidang tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin.
Hatta Radjasa mengatakan untuk mempercepat penguatan kerjasama tersebut kedua belah pihak sepakat membentuk 5 join working groups (JWG) yaitu legal basis; perdagangan, investasi dan industri; kebudayaan dan pertukaran wisatawan; energi; serta transportasi dan infrastruktur.
“Kerjasama Indonesia dan Rusia tidak hanya meliputi perdagangan dan ekonomi, tetapi juga merambah ke wilayah kerjasama lain untuk memperlihatkan seberapa jauh hubungan yang terjalin selama bertahun-tahun,” katanya, Selasa (25/2/2014).
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan Indonesia dengan Rusia mencapai US$3,03 miliar pada 2013 atau turun 3,97% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari nilai perdagangan tersebut, Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,31 miliar.
“Untuk itu, melalui kerjasama ini, Indonesia dan Rusia optimistis mencapai target perdagangan sebesar US$5 miliar pada 2015.”
Sebagai langkah konkret, jelasnya, Indonesia ingin meningkatkan volume ekspor produk barang-barang dan agrikultural.
“Kita harus bisa menguatkan ekspor untuk memenuhi kebutuhan mereka [Rusia] a.l. karet, teh, kopi, tekstil dan produk hasil pertanian lainnya.”
RI-Rusia Jajaki Kerja Sama Investasi
Indonesia mengajak industri Rusia melakukan investasi bersama di sejumlah bidang industri guna mempersempit defisit neraca perdagangan dengan Negeri Beruang Merah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ashari Purwo Adi N
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
37 menit yang lalu
Kurs Rupiah Anjlok, Apindo Wanti-Wanti Risiko PHK hingga Inflasi
44 menit yang lalu
Dorong Investasi Mobil Listrik, Menteri Rosan Temui Perusahaan Tiongkok
1 jam yang lalu