Bisnis.com, SURABAYA--PT PAL Indonesia (Persero) merampungkan pembuatan gas compressor senilai US$43 juta pesanan China National Offshore Oil Corporation Southeast Sumatra Ltd (CNOOC SES). Proyek tersebut siap dilepas (sail away) menuju lokasi eksploitasi migas di perairan Tenggara Sumatera.
Direktur Produksi PAL Indonesia Edi Widarto mengatakan pembangunan fasilitas lepas pantai berkapasitas 2.200 ton bernama Top Side EPCI (engineering, procurement, construction, installation) Compressor Platform K Banuwati tersebut merupakan proyek migas ke-7 yang telah dikerjakan PAL Indonesia.
"Pembuatan gas kompresor ini berjalan selama 14 bulan. Proses konstruksi ini sudah optimal, walau sebelumnya ada beberapa kedala dari sisi bahan baku yang impor dengan komposisi 40%, sisanya kandungan lokal," katanya usai Celebration of Sail Out EPCI Banuwati Compressor Platform, di Surabaya, Senin (17/3/2014).
Edi mengatakan proyek PAL Indonesia ini merupakan yang tersebesar kedua setelah proyek gas kompresor untuk Bukit Tua. Proyek tersebut merupakan kontribusi dari Divisi Rekayasa Umum (general engineering) yang bergerak di bidang minyak dan gas.
"Ke depan kami banyak proyek sejenis, dan tahun ini kami akan buat lagi yang seperti ini [gas kompresor] tetapi sedikit berbeda yang merupakan pesanan Husky Oil Ltd. April 2014 kami mulai kerjakan fasilitasnya, tahun depan produksinya," katanya.
Edi menambahkan melalui proyek tersebut diharapkan bisa membantu meningkatkan eksploitasi gas alam yang ada di laut lepas.
Selain menggarap proyek migas, PAL Indonesia juga tengah fokus terhadap proyek-proyek kapal niaga, kapal perang serta jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Saat ini PAL Indonesia juga tengah mengerjakan 3 proyek kapal perang, yakni kapal cepat rudal (KCR) dan 2 kapal perusak kawal rudal (PKR) atau frigate pesanan TNI AL.
"Kami mendapat tugas untuk membuat kapal perang yang ada sistem persenjataan. Selain itu kami juga membuat kapal selam yang dalam waktu dekat akan kami kerjakan. Kapal selam itu kerjasama dengan Korea," katanya.
Edi menjelaskan dalam pembuatan kapal selam tersebut, PAL Indonesia bekerjasama dengan pihak Korea melalui sistem transfer of technology (ToT). Pihaknya telah mengirimkan 206 personel ke Daewo Korea secara bertahap untuk mempelajari teknologi pembuatan kapal selam tersebut.
"Tahun ini kita bangun fasilitasnya dulu dengan investasi US$150 juta, tahun depan mulai produksi kapalnya," imbuhnya.