Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenggat Tinggal 5 Hari, Trump Siap Kirim Ketetapan Tarif Impor Sepihak ke Mitra Dagang

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan keputusan akhir soal perpanjangan masa negosiasi tarif impor ke negaranya tetap ada di tangan Presiden Trump.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Presiden AS Donald Trump menghadiri sesi foto selama KTT G7, di Kananaskis, Alberta, Kanada, 16 Juni 2025./Reuters-Suzanne Plunkett
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Presiden AS Donald Trump menghadiri sesi foto selama KTT G7, di Kananaskis, Alberta, Kanada, 16 Juni 2025./Reuters-Suzanne Plunkett

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan pemerintahannya kemungkinan akan mulai mengirimkan surat ketetapan tarif impor sepihak kepada negara-negara mitra dagang mulai Jumat (4/7/2025). Ketetapan sepihak ini lebih cepat dibandingkan tenggat negosiasi pada 9 Juli mendatang.

“Kami mungkin akan mulai mengirim beberapa surat, mungkin 10 surat per hari ke berbagai negara, memberitahukan berapa tarif yang harus mereka bayar untuk bisa berbisnis dengan AS,” ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/7/2025).

Trump sebelumnya telah mengancam akan menetapkan tarif baru bagi negara-negara yang gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum tenggat pekan depan. Langkah ini akan semakin meningkatkan tekanan terhadap mitra dagang yang tengah berpacu merampungkan perjanjian dengan pemerintahannya.

AS pertama kali mengumumkan rencana penerapan tarif timbal balik yang lebih tinggi pada 2 April, namun memberikan jeda 90 hari guna memberi ruang bagi negosiasi. Selama periode itu, tarif universal sebesar 10% diberlakukan.

Hingga saat ini, pemerintahan Trump telah mengumumkan kesepakatan dagang dengan Inggris dan Vietnam, serta mencapai gencatan tarif dengan China yang membuat dua ekonomi terbesar dunia tersebut saling menahan diri dari aksi balasan.

Saat ditanya apakah akan ada kesepakatan dagang tambahan, Trump menjawab, “Kami punya beberapa kesepakatan lain, tetapi kecenderungan saya adalah mengirim surat dan memberitahu berapa tarif yang harus mereka bayar. Itu jauh lebih mudah.”

Trump mengumumkan kesepakatan dengan Vietnam pada Rabu (2/7/2025), dengan menetapkan tarif sebesar 20% untuk ekspor langsung dari Vietnam ke AS, serta tarif 40% untuk produk yang dianggap sebagai hasil transshipment alias barang-barang yang sebenarnya berasal dari China atau negara lain namun dikirim melalui Vietnam ke AS.

Meskipun tarif tersebut lebih rendah dari tarif awal 46% yang sempat diumumkan Trump untuk Vietnam, besaran itu tetap lebih tinggi dari tarif universal 10% yang diberlakukan sementara. Rincian lengkap dari kesepakatan itu belum diungkap, dan Gedung Putih belum merilis dokumen resmi atau deklarasi hukum terkait perjanjian tersebut.

Meski demikian, pengumuman kesepakatan dengan Vietnam sempat mendorong sentimen positif di pasar saham pada Rabu, dengan saham produsen AS yang memiliki fasilitas di Vietnam tercatat menguat.

Namun, sejumlah mitra dagang utama lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa masih berusaha menyelesaikan kesepakatan dagang sebelum tenggat. 

Trump sebelumnya menyampaikan optimisme soal peluang kesepakatan dengan India, tetapi menuding Jepang sebagai mitra negosiasi yang sulit.

Pekan ini, Trump meningkatkan tekanannya terhadap Tokyo, dengan menyatakan bahwa Jepang harus membayar tarif sebesar 30% hingga 35% atau angka berapa pun yang akan ditentukan.

Pada Selasa, Trump juga menegaskan bahwa dirinya tidak mempertimbangkan penundaan tenggat waktu pekan depan. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa keputusan akhir soal perpanjangan masa negosiasi tetap ada di tangan Presiden.

“Kami akan melakukan apa yang Presiden inginkan, dan dia yang akan menentukan apakah mereka [negara-negara mitra] bernegosiasi dengan itikad baik,” ujar Bessent.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper