Bisnis.com, JAKARTA—Konsultan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung-Gedebage menawarkan teknologi untuk kereta tersebut menggunakan kereta supercepat Jepang yakni Shinkansen karena terbukti lebih aman dibandingkan teknologi kereta negara lain.
Namun, pemerintah belum memutuskan karena masih harus menunggu penyelesaian feasibility study (FS) tahap kedua yang akan berakhir pada Desember 2014.
“Kami belum sepakat bahwa itu nantinya teknologinya menggunakan apa. Kan masih banyak tahapan putusan, sekarang masih tahap pertama,” ujar Luki Eko Wurianto, Deputi Menteri Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, usai pemaparan FS di Jakarta, Kamis (24/4).
Proyek Kereta Super Cepat Jakarta-Bandung-Gedebage sepanjang 144 kilometer ini merupakan bagian dari kereta super cepat Jakarta-Surabaya.
Nantinya, kereta ini akan melintasi 6 wilayah yakni DKI Jakarta, Bekasi, Cikarang, Karawang, Bandung, dan Gedebage dengan waktu tempuh diperkirakan 37 menit-45 menit. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 56 triliun dengan skema kerja sama pemerintah dan swasta.