Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Buruk, Semen Merah Putih Tambah Modal US$120 juta

PT Cemindo Gemilang selaku pemegang merek Semen Merah Putih yang sedang membangun pabrik terintegrasi di daerah Bayah, Banten, siap tambah investasi senilai US$120 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun untuk pembangunan power plant.
Kemasan Semen Merah Putih. Perseroan tambah modal US$120 juta/Bisnis
Kemasan Semen Merah Putih. Perseroan tambah modal US$120 juta/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—PT Cemindo Gemilang selaku pemegang merek Semen Merah Putih yang sedang membangun pabrik terintegrasi di daerah Bayah, Banten, siap tambah investasi senilai US$120 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun untuk pembangunan power plant.

Menurut Anang Adji Sunoto, Deputy Project Director PT Cemindo Gemilang, investasi yang sebelumnya dikeluarkan senilai US$600 juta atau setara dengan Rp6,7 triliun dianggap kurang akibat buruknya infrastruktur yang ada. Bahkan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan kepastian aliran listrik.

“Meskipun kita sudah kerja sama dengan PLN, kendalanya tetap infrastruktur. Tarik jaringan dari Pelabuhan Ratu yang paling dekat sekitar 49 KM rupanya tidak mudah, terkendala pembebasan lahan, penarikan kabel dan lainnya,” katanya, ketika ditemui Bisnis, Rabu (7/5/2014).

Dengan buruknya infrastruktur yang tersedia, menurutnya, risiko pembangunan di Bayah, Banten sangat tinggi, sehingga perusahaan harus mencari alternatif solusi. Salah satu alternatif yang sedang diperhitungkan oleh perusahaan adalah pembangunan power plant atau pembangkit listrik.

Sebelumnya menurut Anang, perusahaan sudah memperhitungkan biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan, seperti misalnya pembangunan pelabuhan sendiri dengan karakteristik ombak di Banten Selatan yang begitu besar. 

Namun menurutnya, biaya pembangunan breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai justru lebih mahal dari pada pembangunan pelabuhan itu sendiri. Ditambah lagi dengan buruknya infrastruktur jalan yang dilalui semakin meningkatkan pengeluaran perusahaan.

“Oleh karena itu, kita pertimbangan penambahan biaya. Seharusnya dengan dana investasi awal yang telah dikeluarkan kita tidak perlu tambah biaya, tapi karena keadaannya seperti ini kita rasa perlu tambah investasi,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper