Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agama meyakini penyebar wabah virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-Cov) di Arab Saudi tidak akan mengurangi jumlah calon jamaah haji yang hendak beribadah ke Tanah Suci.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan untuk beribadah ke Tanah Suci, calon jamaah harus menunggu sekitar 10 tahun hingga 15 tahun sehingga persoalan virus ini tidak akan mempengaruhi niatan mereka.
Memang, sudah ada anjuran dari Kementerian Kesehatan bahwa jamaah yang berusia 65 tahun ke atas disarankan untuk tidak berangkat haji atau umroh. Namun, anjuran tersebut dimentahkan olehnya.
“Para calon jamaan haji sudah menunggu sekian tahun untuk berangkat, tentu ketika dilarang mereka akan kecewa. Sebab, selama ini berapapun usia dan apapun penyakitnya [calon jamaah] tetap akan berangkat,” ujarnya ditemui di sela - sela acara Kowani Fair dan Iwapi Expo, Jumat (9/5/2014).
Dia menyarankan para calon jamaah agar tidak panik dengan penyebaran virus tersebut. Apalagi, hingga saat ini belum ada pernyataan WHO yang menyebutkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa.
Pemerintah juga belum mengeluarkan travel warning kepara para calon jamaah, hanya berupa imbauan (advisory travel). Dari sisi kesehatan atau tingkat fatalitas kematian, MERS juga diperkirakan masih berada di bawah virus flu burung.
“Tingkat fatalitas kematian [virus] Mers di kisaran 30% - 35%, flu burung 84%, dan ravies 100%. Jadi, flu burung lebih mematikan dibandingkan dengan MERS-Cov,” tuturnya.
Meski demikian, pemerintah tetap akan melindungi para calon jamaah haji dengan memberikan berbagai informasi penting untuk mencegah terjangkit virus tersebut.
“Memang kami belum memberikan vaksin atau obat-obatan khusus, tetapi sudah ada berbagai panduan dan selebaran yang kami bagikan kepada para calon jamaah untuk mencegah terjangkit virus, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hidup sehat, serta menghindari kerumunan.”