Bisnis.com, JAKARTA - Merebaknya pemberitaan soal virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) membuat para calon jamaah umrah ketar-ketir, semakin banyak dari mereka yang memilih membatalkan perjalanan yang sudah direncanakan. Akibatnya, pendapatan agen perjalanan terancam turun.
ESQ Tours Travel misalnya, telah mencatat 8 calon jamaah yang membatalkan keberangkatan umrah bulan ini dari 500 orang yang mendaftar. Sementara untuk keberangkatan Juni mendatang, ada 30 calon jamaah umrah yang mundur dari 400 orang.
Bila dihitung-hitung, lanjutnya, potensi omzet yang seharusnya didapatkan mencapai sekitar Rp25 juta per calon jamaah.Jika ada pembatalan, maka pihak agen perjalanan sangat dirugikan.Kabar tentang bahayanya virus MERS pun menjadi pukulan berat bagi para penyelenggara umrah.
“Buat kami penyelenggara umrah, ini pukulan sangat berat,” kata General Manager ESQ Tours Travel Muhamad Solihin kepada Bisnis, Senin (12/5).
Sejauh ini, Solihin belum menerima peringatan resmi dari pemerintah tentang penyebaran virus MERS. Padahal, dirinya sangat berharap hal tersebut segera dilakukan agar penyelenggara umrah dapat mengambil sikap yang tepat menghadapi situasi seperti sekarang ini.
Direktur Utama Santafi Travel Ainul Affifi juga mengungkapkan isu tentang virus MERS menyurutkan minat orang-orang untuk melaksanakan ibadah umrah. Dia menyatakan jumlah peserta yang berangkat bulan ini turun 50% dibandingkan dengan biasanya.
Santafi Travel tergolong baru dalam menyelenggarakan program umrah, setiap bulannya rata-rata perusahaan ini memberangkatkan 50-60 orang.Namun, pada Mei kali ini hanya tercatat 30-an orang saja yang berangkat. (Inda Marlina, Tisyrin Naufalty T, Deliana Pradhita Sari, Agnes Savithri, Atiqa Hanum, Puput Ady Sukarno, Rahmayulis Saleh)