Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Gagal Lobi AS, Trump Kekeuh Tarif Impor 15%

Trump menolak melonggarkan tarif 15% untuk barang Korea Selatan meski ada lobi dari Presiden Lee Jae Myung.
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee
Ringkasan Berita
  • Presiden AS Donald Trump menolak melonggarkan tarif 15% atas barang Korea Selatan meski ada lobi langsung dari Presiden Lee Jae Myung.
  • Kedua pemimpin optimis tentang kerja sama dalam isu Korea Utara dan industri perkapalan, namun ketegangan dagang tetap ada.
  • Trump terbuka untuk bertemu kembali dengan Kim Jong-un dan membahas peluang kerja sama perkapalan dengan Korea Selatan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan mengubah ketentuan tarif dagang dengan Korea Selatan, meski Presiden Lee Jae Myung melakukan lobi dalam pertemuan tatap muka perdana mereka di Gedung Putih.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump menolak melonggarkan tarif 15% atas barang Korea Selatan, meski Presiden Lee Jae Myung melobi langsung dalam pertemuan perdana mereka di Gedung Putih.

Melansir Bloomberg pada Selasa (26/8/2025), keduanya menyatakan optimisme soal kerja sama dalam isu Korea Utara, keamanan kolektif, dan industri perkapalan. Namun, Trump memastikan kesepakatan tarif 15% atas barang asal Korea Selatan tetap berlaku.

“Kami tetap pada posisi kami. Mereka akan melaksanakan kesepakatan yang sudah disetujui," ujar Trump kepada wartawan.

Pernyataan tersebut muncul setelah sebelumnya Trump menyinggung gejolak politik di Seoul lewat media sosial, yang sempat memunculkan kekhawatiran pertemuan akan terganggu. Namun, saat duduk bersama di Oval Office, tensi mereda dan Trump menyebut Lee sebagai wakil yang sangat baik bagi Korea Selatan.

Trump menambahkan, dirinya terbuka untuk kembali bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, seraya mengklaim hubungan mereka sangat bersahabat”setelah dua kali bertemu pada masa jabatan pertamanya.

Dalam pertemuan tersebut, Lee berusaha merayu Trump dengan pujian atas kenaikan pasar saham AS, dekorasi Oval Office bernuansa emas, hingga upaya perdamaian yang digagas Trump. Lee bahkan berseloroh, jika perdamaian tercapai, Trump bisa membangun menara di Korea Utara dan memainkannya sebagai simbol penjaga perdamaian dunia.

Kedua pemimpin juga membahas peluang kerja sama perkapalan. Trump berjanji akan membeli kapal dari Korea Selatan, sementara Lee menyinggung rencana investasi swasta Korsel senilai US$150 miliar di AS, termasuk pembangunan galangan kapal yang mempekerjakan tenaga kerja Amerika.

Meski begitu, bayang-bayang ketegangan dagang tetap menyelimuti. Pada Juli lalu, AS dan Korea Selatan mencapai kesepakatan menit terakhir yang mencegah tarif 25% atas ekspor Korsel. 

Namun, pejabat pemerintahan Trump disebut masih tidak puas dengan detail janji investasi US$350 miliar yang menjadi bagian dari kesepakatan tersebut.

Selain isu dagang, pertemuan juga menyentuh kerja sama pertahanan, yang sempat coba disertakan Seoul dalam negosiasi tarif.

Sebelum mendarat di Washington, Lee sempat mengingatkan bahwa sejumlah pejabat AS menilai kesepakatan Juli lalu terlalu menguntungkan Korea Selatan. 

“Kami tidak bisa menerima upaya sepihak untuk membuka kembali apa yang sudah disetujui kedua presiden,” ujar Lee kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan.

Trump sempat memperkeruh suasana dengan unggahan di Truth Social yang menyebut kondisi politik di Korea Selatan “seperti Pembersihan atau Revolusi.” Dia bahkan mengklaim ada penggerebekan terhadap gereja dan instalasi militer oleh pemerintahan baru di Seoul.

Namun, setelah Lee menjelaskan bahwa kabar tersebut berkaitan dengan krisis politik warisan pemerintahan sebelumnya, Trump melunak dan menyebutnya sebagai kesalahpahaman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro