Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPOR PERIKANAN: Indonesia Yakin Rusia Buka Akses Sebelum September

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mengungkapkan akan menyelesaikan persoalan larangan ekspor produk perikanan asal Indonesia ke Rusia sebelum September 2014.
Terdapat 168 perusahaan perikanan yang bisa melakukan ekspor. /Bisnis.com
Terdapat 168 perusahaan perikanan yang bisa melakukan ekspor. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menyelesaikan persoalan larangan ekspor produk perikanan asal Indonesia ke Rusia sebelum September 2014.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan akan menandatangani kesepakatan terkait standar ekspor ikan ke Rusia yang baru. Saat ini telah ada beberapa perusahaan yang diperbolehkan melakukan ekspor ke Negeri Beruang Merah.

“Rinciannya silakan tanyakan kepada Pak Saut [Dirjen P2HP],” katanya seusai membuka Rapat Panitia Codex Indonesia di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Saut P. Hutagalung menambahkan kementerian telah mengajukan 24 perusahaan eksportir perikanan untuk didaftarkan oleh Rosselkhoznadzor.

Bisnis.com mencatat proses tersebut telah berlangsung sejak setahun yang lalu, tepat ketika Rusia melakukan pelarangan ekspor pada Juli 2013.

“Kita ingin menyelesaikan semua dan ekspor buka sebelum september,” jelasnya.

Keputusan pembukaan ekspor sebelum September harus dilakukan karena musim ikan akan lewat lagi kalau sudah melebihi bulan tersebut. Artinya, pengusaha harus menunggu setahun lagi untuk bisa melakukan ekspor.

Dari sejumlah 24 perusahaan tersebut, KKP akan melakukan seleksi ulang untuk memenuhi persyaratan customs union, yaitu sistem bea cukai yang dikembangkan oleh Rusia, Belarusia, dan Kazakhstan.

Perusahaan yang memenuhi persyaratan, tambahnya, akan kami serahkan rekomendasinya kepada pihak Rusia. Dia membuka kemungkinan tidak semua perusahaan itu tidak lulus persyaratan.

“Bisa jadi [tidak lolos persyaratan]. Kami hanya menghitung berapa yang memenuhi persyaraan,” ujarnya.

Saut mengaku tak dapat berbuat banyak terkait kebijakan ini. Pasalnya, kebijakan tersebut diberlakukan di semua negara. Artinya, mau tidak mau kita harus mematuhi.

“Tidak ada jalan lain kecuali memperbaiki kalau belum memenuhi persyaratan,” jelasnya.

Namun, dirinya tidak memungkiri keberadaan serangkaian tes yang tidak sesuai dengan kondisi Indonesia, seperti uji radioaktif terkait kandungan nuklir terhadap produk ekspor.

“Ikan kita terkontaminasi radioaktif dari mana, kalau untuk Jepang mungkin cocok,” ujarnya.

Meskipun pembahasan berlarut-larut selama setahun, dia mengaku masih optimis target tersebut akan tercapai. Potensi ekspor ikan ke Rusia berkaitan dengan tiga produk, yakni udang, oil fish, dan tuna segar.

“Kita sama-sama butuh, kita butuh ekspor, mereka juga butuh ikan kita.”

Berdasarkan catatan Bisnis, larangan ekspor produk perikanan asal Indonesia ke Rusia oleh Rosselkhoznadzor terjadi sejak 1 Juli 2013. Pelarangan itu membuat nilai ekspor produk perikanan Indonesia anjlok sebesar US$30 juta pada tahun lalu.

Saat itu Negeri Beruang Merah mengeluarkan larangan masuk untuk produk perikanan karena terdapat persyaratan impor yang belum dipenuhi Indonesia. Beberapa di antaranya adalah uji zat radioaktif terkait kandungan nuklir terhadap produk ekspor ikan dan uji bakteri.

Sebelumnya, sempat merebak isu terkait lima perusahaan yang kabarnya bakal diloloskan untuk bisa melakukan ekspor ke Rusia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengarakan kabar tersebut menimbulkan kecemburuan dan prasangka di antara para pengusaha.

“Pasalnya, terdapat 168 perusahaan yang bisa melakukan ekspor,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fauzul Muna
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper