Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan kian menggarap potensi ekspor produk buah eksotis Indonesia, dengan penargetkan pertumbuhan penjualan ke luar negeri antara 14,5%-15,5% tahun ini dari capaian 2013 senilai US$417,60 juta.
Dengan demikian, ekspor buah tahun ini diharapkan menembus kisaran US$478,15 juta—US$482,32 juta. Menurut perhitungan Bisnis, angka itu setara dengan kenaikan andil ekspor buah terhadap total ekspor nasional tahun ini menjadi 0,25% dari kontribusi tahun lalu sebesar 0,23%.
Berdasarkan data Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), hingga semester I/2014, nilai ekspor buah telah menyentuh US$313,2 juta. Itu berarti realisasi target ekspor buah tahun ini setidaknya telah mencapai 65,5%.
“Ekspor buah semester pertama tahun ini mengalami kenaikan 65,33% dari periode yang sama tahun lalu. Dengan ini, kami optimistis target [ekspor buah segar] pada 2014 ini akan tercapai,” ungkap Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).
Di luar ekspetasi, buah khas Nusantara yang paling banyak diminati di luar negeri adalah pinang. Menurut rekapan data otoritas perdagangan, komoditas yang termasuk dalam jenis palma itu menempati posisi pertama sebagai buah yang paling banyak diekspor pada 2013.
“Ekspor buah paling banyak adalah pinang. Tahun lalu mencapai US$165,9 juta. Pada Januari-Mei 2014 nilainya mencapai US$113,2 juta, mengalami kenaikan 50,56% dari periode yang sama 2013,” tutur Nus.
Dia menjelaskan negara tujuan ekspor pinang terbesar mencakup Pakistan, India, Bangladesh, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Selain pinang, buah yang menjadi andalan ekspor Indonesia a.l. kelapa, manggis, thamarin (asam jawa), dan pisang.
Khusus untuk kelapa, nilai ekspornya pada 2013 mencapai US$96,3 juta. Pada Januari-Mei 2014, angka penjualan kelapa ke luar negeri telah menggapai US$65,8 juta, atau meroket tajam 86,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap pertumbuhan ekspor buah eksotis lain yang naik cukup signifikan adalah salak senilai US$1,74 juta pada 2013 dari US$1,24 juta tahun sebelumnya. Ekspor manggis anjlok menjadi US$5,73 pada 2013 dari US$17,4 juta pada 2012, sedangkan ekspor mangga turun menjadi US$1,4 juta pada 2013 dari US$2,1 juta pada 2012.
Secara volume, sementara itu, BPS merangkum produksi mangga untuk ekspor tahun lalu mencapai 2,05 juta ton, salak sekitar 0,99 juta ton, jeruk sekitar 1,4 juta ton, dan pisang sekitar 5,3 juta ton.