Bisnis.com, JAKARTA— PT Elnusa Tbk. bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Pindad meluncurkan alat inspeksi pipa berbasis ultrasonik pertama yang sepenuhnya dikembangkan di Indonesia.
Peluncuran alat inspeksi pipa Pertastream tersebut dilakukan di fasilitas PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK) yang berada di Banten, dalam rangkaian pameran teknologi inovasi karya anak bangsa, belum lama ini.
Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja menjelaskan bahwa inovasi yang dilakukan Subholding Upstream Pertamina berkode saham ELSA tersebut merupakan tonggak penting bagi kemandirian energi nasional.
“Pertastream bukan hanya solusi teknis, tetapi simbol kemandirian kolaborasi dalam membangun masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan. Hal ini juga menandai peluncuran resmi In-Line Inspection (ILI) Tool pertama yang sepenuhnya dikembangkan di Indonesia,” kata Bachtiar, dikutip Kamis (21/8/2025).
Dia menegaskan, pengembangan Pertastream merupakan sinergi strategis antar BUMN. Elnusa melalui EFK menangani desain, fabrikasi, dan pengujian prototipe, sedangkan Pertamina mendukung riset dan integrasi teknologi.
Sementara itu, Pindad berkontribusi dalam produksi komponen mekanis berpresisi tinggi. Ke depan, diharapkan produk ini dapat dimanfaatkan secara luas dalam sinergi Pertamina Group, sehingga memberikan nilai tambah maksimal bagi perusahaan dan negara.
“Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari upaya sinergi dalam mempercepat implementasi rencana kerja Asta Cita Presiden, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi,” ujar Bachtiar.
Sejalan dengan itu, imbuhnya, peluncuran alat inspeksi pipa berbasis ultrasonik tersebut juga mempertegas peran Elnusa sebagai penyedia jasa energi terintegrasi yang tidak hanya memberi solusi total, tetapi juga menghadirkan nilai tambah lewat penguasaan teknologi karya anak bangsa.
Sebagai gambaran, Pertastream merupakan In-Line Inspection Intelligence Pigging Ultrasonic (ILI UT) yang dirancang untuk memeriksa kondisi internal pipa migas secara presisi, mendeteksi korosi, retakan, deformasi, serta memetakan ketebalan pipa.
Dengan tingkat akurasi hingga 90% pada kecepatan 0,1–1 meter per detik, teknologi ini mampu mengenali retakan kompleks seperti stress corrosion cracking (SCC), sekaligus mengolah data dalam jumlah besar dengan kualitas sinyal optimal.
Dengan lebih dari 21.000 jaringan pipa migas yang dimiliki Indonesia saat ini, potensi revenue dari kegiatan inspeksi dan pemeliharaan jaringan pipa dapat dioptimalkan melalui inovasi Pertastream. Selain itu, juga mendukung keberlangsungan operasi migas nasional dengan biaya yang lebih efisien dan kompetitif.
Keunggulan lain, teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas mulai dari sektor hulu, midstream hingga hilir, sehingga memberi manfaat nyata bagi seluruh rantai bisnis migas.
Dibandingkan dengan metode konvensional Magnetic Flux Leakage (MFL), Pertastream hadir lebih ringan, efisien, serta kompatibel dengan proses inspeksi maupun mechanical de-coking. Inovasi ini memperkuat kemandirian industri migas nasional sekaligus mendukung program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).