Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah, melalui kerja sama PT Pertagas Niaga dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), tengah menyiapkan pasokan listrik untuk Bali yang ditargetkan siap September 2015.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan sumber energi itu berasal dari gas alam cair atau LNG, untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Dahlan menambahkan untuk tahap awal proyek ini Pertagas menyediakan sekitar 50 juta standar kaki kubik per hari (mmfscd).
Namun, dia tak merinci berapa daya listrik yang bisa dihasilkan. Boleh dikatakan ini mini LNG, ucapnya saat ditemui seusai memimpin rapat di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/9).
Saat ditanya soal nilai investasi proyek ini, Dahlan mengaku tak ingat persis. Yang pasti, sambungnya, dana investasi berasal dari PT Pertamina (Persero), yaitu induk usaha Pertagas. Sementara itu Pelindo III meminjamkan lahannya yang berlokasi di Benoa, Bali.
Saat ini kapasitas listrik terpasang yang ada di Bali ada di kisaran 600 megawatt dan tambahan suplai melalui kabel laut dari Pulau Jawa sebesar 200 MW. Sementara itu dari sisi pertumbuhan kebutuhan energi Pulau Dewata tercatat sebagai yang tertinggi.
Pada 2013 pertumbuhan kebutuhan energi mencapai 13%, melampaui daerah lain di Pulau Jawa. Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Demi memenuhi kebutuhan listrik tersebut seluruh pembangkit listrik di Bali paling tidak menghabiskan Rp8 triliun untuk membeli BBM.
Dahlan menambahkan pembangunan proyek ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan receiving terminal permanen di atas lahan Pelindo. Namun, pembangunan receiving terminal permanen membutuhkan waktu paling tidak dua tahun.
Hingga terminal itu selesai dibangun, untuk memenuhi kebutuhan listrik Pulau Bali tetap harus menggunakan BBM. Untuk menyiasati hal tersebut, Dahlan memutuskan untuk menyewa receiving terminal terapung di laut.
Biar bisa segera beralih ke LNG, ya sementara sewa dulu. Hanya untuk satu tahun. Terserah nanti sewanya ke siapa, ungkap Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) itu.
Tahap kedua, yaitu ketika receiving terminal permanen siap operasi akan dipindahkan sepenuhnya ke Benoa pada tahun depan.
Adapun untuk pemasok gas cair, Dahlan mengatakan belum dibicarakan secara mendetail. Namun, yang sudah pasti adalah pasokan dari ladang gas Bontang, Kalimantan Timur. Selain itu ada beberapa ladang gas yang potensial menjadi pemasok seperti ladang Sengkang di Sulawesi Selatan dan ladang Tangguh di Papua Barat.
Penggunaan LNG sebagai sumber tenaga listrik diklaim lebih hemat. Saat ini PLN sudah memanfaatkan sekitar 24 kargo LNG untuk infrastruktur kelistrikan.
Langkah tersebut membuat PLN menghemat hingga Rp3,6 miliar per hari dibandingkan jika menggunakan BBM jenis solar.