Bisnis.com, JAKARTA -- Bandara Ali Sadikin, Marunda diprediksi mengurangi kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, sepanjang memiliki konsep pembangunan yang jelas.
Pengamat penerbangan dari Communicavia Gerry Soejatman menilai kota sebesar Jakarta semestinya memiliki lebih dari satu bandara mengingat begitu tingginya frekuensi penerbangan dari dan menuju ibu kota.
“[Bandara] Halim Perdanakusuma tidak cukup. Bandara Ali Sadikin pasti akan membantu [mengurangi kepadatan penerbangan]. Bahkan bisa bagus untuk kargo karena terkoneksi dengan kawasan-kawasan industri,” ujarnya, Minggu (12/10).
Menurutnya, bandara sekelas Cengkareng pasti memiliki batas kapasitas sehingga jika ada permintaan penerbangan yang tinggi, sepatutnya dicarikan bandara baru untuk menampung permintaan tersebut.
Dia mencontohkan di London, Inggris, selain ada bandara utama seperti Heathrow, juga terdapat bandara lainnya semisal Gatwick, Luton, Stansted, City dan Southend. Bahkan ada pula beberapa bandara yang disiapkan untuk penerbangan tak berjadwal seperti Northolt dan Biggin Hill.
Akan tetapi, menurut Gerry yang harus diperhatikan oleh Pemprov Jakarta sebagai pemrakarsa pembangunan bandara tersebut adalah arah dan lokasi landasan pacu karena berkaitan dengan tata ruang udara di wilayah Jakarta, agar tidak bersinggungan dengan Halim Perdanakusuma atau Soekarno-Hatta.
Selain itu, menurutnya, berkaca dari pengalaman pengoperasian Halim Perdanakusuma sebagai maskapai komersial, Kementerian Perhubungan harus tegas dalam mendistribusikan slot terbang kepada maskapai yang hendak membuka rute ke Bandara Ali Sadikin.
“Belajar dari kasus Halim, kan hanya Citilink yang bertahan dan mau terbang dari sana. Maskapai lain tidak mau memindahkan rute penerbangannya karena keterbatasan slot terbang di Halim, yang harus membagi slot dengan aktivitas militer dan pergerakan VVIP,” ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta, menurutnya perlu juga mendesain konektivitas wilayah bandara tersebut dengan daerah lainnya menggunakan multimoda transportasi agar memudahkan akses pergerakan penumpang dan barang dari dan menuju bandara.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo mengatakan sejauh ini Pemprov DKI Jakarta belum mengkomunikasikan pembangunan bandara tersebut dengan jajarannya.
Menurutnya, banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum merealisasikan pembangunan bandara tersebut, seperti mempertimbangkan pendirian bangunan yang ada di sekitar bandara.
“Kami melihat kalau ada bandara di situ mungkin bangunan-bangunan di sekelilingnya tidak akan bisa tinggi, karena ada pembatasan ketinggian. Tolong dipertimbangkan juga masalah-masalah seperti itu,” ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta berencana untuk membangun Bandara Ali Sadikin di muara Kanal Banjir Timur melalui reklamasi wilayah Jakarta seluas 5.100 hektare. Bandara tersebut rencananya akan terhubung dengan Giant Sea Wall.