Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat pertanian menilai dalam membangun kedaulatan pangan, pemerintah yang baru perlu menyelesaikan berbagai masalah pertanian di Indonesia.
Pakar pertanian dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abubakar Karim mengatakan penyelesaian masalah tersebut merupakan dasar untuk menuju Indonesia yang sehat, pintar, dan sejahtera.
"Yang penting Indonesia cukup makan dulu," ujarnya saat memberikan materi pada diskusi Membangun Kedaulatan Pangan: Antara Mimpi dan Kenyataan, Selasa (13/10/2014).
Abubakar menilai ada empat permasalahan yang harus diselesaikan. Pertama, kurangnya lahan pertanian yang dimiliki setiap kepala keluarga petani.
"Lahan kita hanya 0,3 hektar per KK petani. Bagaimana bisa sejahtera. Thailand saja sudah punya 3 hektar per KK petani," katanya.
Kedua, permasalahan produktivitas. Menurut Abubakar, sawah hanya ditanami satu kali dalam setahun karena masalah irigasi. Hanya 20% lahan yang ditanami selama dua kali setahun.
"Sebenarnya beberapa komoditas sudah memadai, seperti beras, tetapi penduduk makin banyak," ujarnya.
Dalam hal produktivitas ini, lanjutnya, ketersediaan benih dan pupuk sangat penting. Dia mengatakan pupuk dan benih tidak siap saat akan datang masa tanam.
Ketiga, permasalahan teknologi yang kurang memadai. Abubakar mengatakan para petani masih menggunakan cara tradisional yang mengakibatkan produksi yang masih terbatas.
Yang terakhir adalah permasalahan irigasi. Abubakar mengatakan sistem perairan di Indonesia belum terintegrasi.
"Harusnya ada waduk yang terintegrasi. Airnya bisa digunakan untuk pembangkit listrik, irigasi, dan lain-lain. Saat ini hanya satu-satu fungsinya. Belum multifungsi," ujarnya.
Menanggapi permasalahn tersebut, Abubakar mengatakan perlu adanya distribusi komoditas yang baik antardaerah, keberpihakan pemerintah kepada petani, serta melakukan land reform.