Bisnis.com, JAKARTA--Proyek Jembatan Selat Sunda terancam batal direalisasikan karena dinilai bertolak belakang dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo yang lebih mengedepankan konsep kemaritiman.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA) Basuki Hadimuljono mengatakan rencana pembatalan tersebut masih terus digodok dalam rapat kabinet.
Namun, dia menilai pembatalan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) ini selain disebabkan alasan bertolak belakang dengan visi dan misi Presiden Jokowi, juga karena proyek tersebut masih abu-abu atau belum jelas.
"Proyek-proyek yang dievaluasi oleh pemerintah itu adalah proyek yang masih abu-abu, contohnya JSS," kata Basuki di Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Meskipun demikian, dia menyatakan bahwa selaku kementerian yang bekerja di sektor infrastruktur, pihaknya telah melakukan studi kelayakan atau feasible study (FS) dan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
"Secara teknik kami telah melakukan penelitian, tetapi kalau secara politically, pemerintah menyatakan proyek itu tidak layak untuk dilanjutkan, maka kami akan mematuhinya," ujarnya.
Sore ini, Menteri PU-PERA telah mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago.
Pertemuan tersebut digelar untuk membahas rencana pembatalan proyek JSS.
Sebelumnya, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menyatakan bahwa proyek JSS tidak termasuk ke dalam prioritas kerja pemerintahan Jokowi-JK di bidang infrastruktur.
Selain itu, proyek ini juga terancam batal pelaksanaannya karena dinilai bertentangan dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo yang mengedepankan konsep kemaritiman.
Besarnya biaya anggaran juga dinilai menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk membatalkan pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra tersebut.