Bisnis.com, YOGYAKARTA-- Tol laut atau Pendulum Nusantara diyakni akan menurunkan biaya logistik 10%-15% asalkan didukung dengan sistem multimoda terintegrasi.
Sekretaris Tim Ahli Sistem Logistik Nasional Nofrisel mengatakan, bahkan tol laut bisa menekan biaya overhead perusahaan sebesar 14%.
"Tapi tergantung efektifnya tol laut, tapi kalau sesuai perencanaan bisa turun biaya logistik, presentasenya 10% sampai 15%," ucapnya.
Dia mengatakan biaya logistik selama ini menyumbang 18%-22% dari biaya produksi, sementara itu, biaya logistik nasional masih menyumbang 26% dari produk domestik bruto (PDB).
Berdasarkan laporan Indeks Kinerja Logistik (LPI) pada 2014, Indonesia menempati posisi 53 dengan nilai rata-rata 3,08, sementara negara-negara ASEAN, menempati urutan yang lebih kompetitif, seperti Singapura peringkat 5, Malaysia 25, Thailand 35, dan Vietnam 48.
Nofrisel mengaku optimistis dengan adanya tol laut dengan rencana pembangunan 24 pelabuhan akan mengurangi biaya logistik, meskipun saat ini sistem yang diterapkan adalah transportasinya terlebih dahulu diadakan, baru industrinya dibangun atau "ships promote the trade" bukan sebaliknya "ships follow the trade".
"Seperti di Shanghai, dulu 'kan dibangun dulu jalurnya, industrinya enggak ada. Begitu ada pelabuhan, pemerintahnya paksa industri untuk dibangun di sana," tegasnya.
Namun, dia menekankan tentunya tol laut harus didukung dengan adanya konektivitas yang terpadu antarmoda transportasi atau sistem multimoda.
"Barang itu dari laut atau pun udara pasti balik lagi ke darat, ini dibutuhkan konektivitas transportasi yang membuat proses barang, tanpa menimbulkan biaya tinggi," tuturnya.
Dia mencontohkan seperti pelayaran jarak dekat atau "short sea shipping" yang harus didukung dengan sistem multimoda terintegrasi.
"Artinya, dengan adanya ini tidak menimbulkan tambahan biaya baru," ujarnya.