Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambut Tol Laut, Pelindo I Cari Utang Rp5 Triliun

Untuk menyambut program tol laut yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, perusahaan pelat merah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengincar opsi pendanaan melalui utang senilai Rp5 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA--Untuk menyambut program tol laut yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, perusahaan pelat merah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengincar opsi pendanaan melalui utang senilai Rp5 triliun.

Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo I, mengatakan total kebutuhan dana untuk ekspansi badan usaha milik negara (BUMN) itu mencapai Rp7 triliun hingga 3 tahun ke depan. Sebanyak Rp2,1 triliun atau 30% disediakan dari kas internal dan sisanya 70% setara dengan Rp4,9 triliun dari dana eksternal.

"Total dana yang kami butuhkan Rp7 triliun untuk kebutuhan sekitar 3 tahun. Tahun depan saja, kami butuh dana Rp3 triliun," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (3/12/2014).

Dana kas internal untuk tahun depan diperkirakan telah tersedia sebesar Rp1 triliun. Dari eksternal, Pelindo I telah mendapatkan komitmen pinjaman dari dua bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pengelola pelabuhan yang berkantor pusat di Medan Sumatra Utara itu mengincar opsi pendanaan untuk ekspansi melalui pinjaman perbankan lokal, obligasi, kerjasama dengan BUMN, dan kerjasama strategis dengan perusahaan lain.

Sebagai tahap awal, Pelindo I akan menerbitkan obligasi senilai Rp300 miliar pada pertengahan tahun depan. Penerbitan obligasi tersebut bertujuan untuk menambah porsi ekuitas perseroan bagi pengembangan Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung 

Kebutuhan dana khusus bagi pengembangan dua pelabuhan utama di bagian barat Indonesia tersebut diperkirakan mencapai Rp3 triliun. Diluar itu, perseroan juga menganggarkan untuk merevitalisasi pelabuhan di 4 provinsi yakni Aceh, Sumatra Utara, Riau dan Kepulauan Riau dengan anggaran mencapai Rp1,1 triliun.

Pengembangan perusahaan terutama akan dilakukan dengan perluasan pelabuhan Kuala Tanjung yang akan dijadikan hub port Indonesia di bagian barat. Pelabuhan ini akan menjadi tumpuan program tol laut di bagian barat Indonesia agar layanan logistik lebih efisien dan kompetitif.

Di pelabuhan ini, akan dikembangkan kawasan pelabuhan terintegrasi dengan kawasan industri seluas 1.000 Hektare. Pembangunan akan dimulai pada kuartal I/2015 dan ditargetkan rampung 18 bulan kemudian.

Selain Kuala Tanjung, Pelindo I juga akan mengembangkan kawasan Pelabuhan Belawan di Medan Sumut. Pelabuhan terminal petikemas di Belawan akan ditambah 700 meter dengan pendalaman alur pelayaran secara bertahap hingga -14 low water spring (LWS).

"Tapi diluar itu, kami juga akan kembangkan pelabuhan-pelabuhan lain seperti di Dumai, Batam, Kijang, Sibolga, dan lainnya dengan investasi Rp1,1 triliun," paparnya.

Pelindo I tercatat mengelola 14 cabang pelabuhan, 11 kawasan pelabuhan, 5 unit usaha, serta 4 anak perusahaan di 4 provinsi di kawasan strategis Selat Malaka.

Tak Minat Valas

Bambang mengaku tidak tertarik dengan opsi pendanaan melalui pinjaman valuta asing maupun global bond. Meski utang valas dinilai dapat mengurangi tingkat suku bunga, tetapi dalam jangka panjang berakibat pada merosotnya neraca pembayaran Indonesia.

Perseroan selektif untuk memilih opsi pendanaan dan tidak mengikuti korporasi lain yang ramai mengincar dana valas. Pasalnya, neraca utang luar negeri Indonesia dinilai menghawatirkan dan terus menekan nilai tukar rupiah.

"Lebih bagus dari pinjaman dalam negeri. Banyak yang bisa kami lakukan, misalnya dengan menggunakan pinjaman bank, obligasi dari BUMN lain yang punya dana, juga memakai strategic investor," katanya.

Posisi rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) Pelindo I diklaim masih cukup longgar. Per September 2014, posisi utang perseroan mencapai US$54 juta atau Rp600 miliar sehingga masih berpeluang untuk pinjaman hingga Rp3 triliun.

Sementara itu, Bambang memerkirakan pendapatan Pelindo I hingga akhir tahun dapat mencapai Rp2,2 triliun, naik sekitar 23% dari tahun lalu Rp1,8 triliun. Laba bersih dipacu dapat tumbuh 20% sepanjang periode 2014 dari tahun lalu.

"Tahun depan dalam RKAP [rencana kerja dan anggaran perusahaan], kami targetkan laba di atas 20% dari estimasi tahun ini," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper