Bisnis.com, SURABAYA - General Manager PLN Distribusi Jatim Ida Bagus Gede Mardawa Padangratha mengaku saat ini perhitungan laba dan rugi 2014 PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur masih belum selesai.
Namun, dia mengungkapkan pada 2014, kasus penggunaan listrik ilegal mencapai 5% untuk teknis dan 1,5% untuk nonteknis.
Kasus ‘pencurian’ listrik—yang ditengarai banyak terjadi di daerah pedesaan dan pulau-pulau terluar—telah dimasukkan ke dalam besaran susut PLN Jatim periode 2014. “Harapannya, semakin banyak yang beralih ke layanan prabayar, angka ini semakin dapat ditekan,” katanya, Jumat (9/1/2015).
Sepanjang 2014, PLN Jatim mengklaim berhasil mencapai 90% dari target-target yang ditetapkan. Jumlah pelanggan yang berhasil disambungkan tahun lalu mencapai 544.512 pelanggan, atau melampaui target sejumlah 512.000 pelanggan.
Sementara itu, realisasi pertumbuhan harga jual listrik hanya menyentuh 6,33% alias lebih rendah dari target 8%. Menurut Mardawa, hal tersebut lebih dipicu oleh lesunya kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun politik 2014.
Adapun, total penjualan listrik pada 2014 mencapai 30,5 juta GWH, dengan total jumlah pelanggan 9,4 juta pelanggan, yang mana 2,8 juta di antaranya telah beralih ke sistem prabayar.
“Pekerjaan rumah kami masih banyak, khususnya soal banyaknya warga Jatim yang belum mendapat listrik. Jadi, bagaimana supaya listrik jangkauannya makin luas, terutama ke masyarakat di sekitar Madura, Pasuruan, dan Banyuwangi.”