Bisnis.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,6% pada 2015 apabila reformasi domestik yang dilakukan Presiden Jokowi berhasil.
Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan fokus pemerintah pada menjaga stabilitas makroekonomi, mengelola inflasi dan mendorong peningkatan cadangan devisa.
"Jika momentum reformasi domestik saat ini terus berlanjut sepanjang 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan dapat naik hingga 5,6% untuk 2015, meningkat dari 5,1% pada 2014," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/1/2015).
Sebagai salah satu negara pendiri Asian Development Bank (ADB) pada 1966, Indonesia telah menerima US$29 miliar dalam bentuk pinjaman negara maupun non-negara, US$445 juta dalam bentuk bantuan teknis, dan US$307 juta dalam bentuk hibah.
Berbagai sektor yang menjadi fokus dukungan ADB meliputi energi, transportasi, pengelolaan sumber daya pertanian dan pengairan, pendidikan, keuangan, pasokan air, serta layanan perkotaan lain.
Reformasi internal ADB baru-baru ini telah memberikan otoritas lebih besar bagi Kantor Perwakilan ADB di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi operasional, agar dapat melayani Indonesia dengan lebih baik.
ADB, yang berbasis di Manila, bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan.
Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 anggota—48 di antara berada di Asia-Pasifik. Pada 2013, bantuan ADB total mencapai US$21,0 miliar, termasuk pembiayaan bersama (cofinancing) senilai US$6,6 miliar.