Bisnis.com, JAKARTA— Badan Koordinasi Penanaman Modal fokus menyelesaikan 95 proyek rencana investasi yang terganjal dengan total nilai Rp432,7 triliun dalam setahun mendatang.
Kepala Badan Koordinasi Penenaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan rangkaian proyek investasi yang terganjal dikumpulkan dari rencana investasi empat tahun terakhir. Proyek-proyek tersebut tersebut tersebar di 25 provinsi dengan masalah utama perizinan di daerah. Menurutnya, selama ini success rate masih rendah terutama bial berhubungan dengan pemerintah daerah.
“Masalahnya bermacam-macam, tetapi 20% terkait perizinana tingkat daerah. Sayang sekali kalau nilai sebesar itu terhambat realisasinya, kami targetkan satu tahun sebagian [50%] sudah dapat terfasilitasi dengan baik,” tuturnya disela-sela Dialog interaktif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bertajuk Iklim Investasi dan Ekonomi, Rabu (21/1).
Franky mengatakan masalah semacam investasi terganjal harus segera diselesaikan agar mampu mengembalikan kepercayaan investor mengenai kemudahan berinvestasi di Indonesia.
Dari proyek yang ada, ada 64 proyek yang berasal dari penanaman modal asing (PMA), 10 dari penanaman modal dalam negeri (PMDN), 20 proyek skema kerja sama pemerintah swasta (KPS) dan satu proyek dari swasta nasional.
Sementara itu, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan jumlah 14 proyek rencana investasi yang terganjal, selanjutnya DKI Jakarta dengan 10 proyek, Provinsi Banten dan Papua Barat terkendala tujuh proyek. Walaupun tidak menjelaskan secara mendetil, Franky mengatakan ada beberapa investasi besar yang termasuk dalam 95 proyek tersebut.
“Kami prioritaskan proyek yang bisa mendukung pembangunan nasional, seperti sektor pelistrikan. Semakin cepat semakin baik, tetapi kami juga pahami masalahnya beragam sekali,” katanya.