Bisnis.com, PADANG — PT Semen Padang tetap mempertahankan pertumbuhan produksi meski penjualan semen mengalami penurunan tajam di awal tahun ini, dengan strategi meningkatkan ekspor.
Direktur Utama PT Semen Padang Benny Wendry menyebutkan buruknya kinerja penjualan semen sepanjang triwulan I/2015 akibat lesunya permintaan pasar domestik tidak membuat perseroan mengevaluasi rencana produksi.
“Kami tidak mengurangi produksi, langkahnya adalah melalui ekspor karena sebetulnya lebih menguntungkan pada posisi kurs dolar,” ujarnya, Senin (13/4/2015).
Meski menguntungkan secara bisnis, dia mengatakan ekspor hanya dilakukan untuk menjaga pertumbuhan penjualan, setelah kebutuhan semen dalam negeri terpenuhi.
Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatatkan penjualan Semen Padang sepanjang triwulan pertama tahun ini mengalami penurunan 6,8% dari 1,61 juta ton tahun lalu menjadi hanya 1,50 juta ton.
Benny menuturkan permintaan (demand) Semen Padang secara nasional juga mengalami penurunan 3,3%. Rendahnya permintaah dan ketatnya persaingan harga di pasar Jawa membuat penjualan perseroan turun signifikan.
Namun, untuk wilayah Sumatra yang merupakan pasar utama perusahaan semen tertua di Indonesia itu, hanya mengalami penurunan penjualan 1,1%, meski permintaan anjlok hingga 3,9%.
“Penjualan turun, tetapi maket share kami di Sumatra justru naik dari 42,35% tahun lalu menjadi 43,59% pada awal tahun ini,” kata Benny.
Adapun, strategi ekspor dipilih untuk menjaga penjualan tetap tumbuh dengan menggarap pasar yang sudah lama dilayani Semen Padang, yakni negara-negara di kawasan Asia Selatan.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan yang bernaung di bawah Semen Indonesia Grup itu mencatatkan pertumbuhan ekspor 100% menjadi 80.724 ton.
Sedangkan secara total Semen Indonesia membukukan ekspor 109.424 ton atau tumbuh 631% dari 14.955 ton tahun lalu. Ekspor itu berasal dari dua merek Semen Padang dan Semen Tonasa.
Dia meyakini permintaan semen domestik masih akan tinggi dalam jangka panjang seiring komitmen pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur. Diperkirakan penjualan kembali meningkat di penghujung tahun.
Benny mengungkapkan perseroan tetap mempertahankan target produksi 7,6 juta ton tahun ini, mengingat telah beroperasinya pabrik semen mill di Dumai, Riau dengan kapasitas produksi 900.000 ton.
Tahun lalu, Semen Padang mencatatkan realisasi produksi 98,08% dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) sebesar 6,67 juta ton, dan realisasi penjualan 98,59% dari RKAP sebesar 7,2 juta ton.
Sedangkan pada 2013, semen tertua di Indonesia itu membukukan produksi 6,6 juta ton dengan volume penjualan 7,3 juta ton.
“Tahun ini, dengan beroperasinya pabrik semen mill di Dumai, kapasitas produksi kami sudah bisa mencapai 7,6 juta ton,” katanya.
Sedangkan pada penghujung 2016, Benny memperkirakan kapasitas produksi Semen Padang sudah menyentuh 10,4 juta ton dengan beroperasinya pabrik baru Indarung VI dengan kapasitas 3 juta ton.
Peningkatan kapasitas produksi itu diharapkan mampu meningkatkan market share perseroan di wilayah Sumatra hingga 45%, dan mengisi pasar nasional di kisaran 12%-13%.