Bisnis.com, SURABAYA—Pemerintah berupaya memberi dukungan konstruksi guna menarik minat investor untuk percepatan proyek tol Solo-Kertosono sepanjang 177,12 km, yang ditenggat selesai pada 2017.
Selain Solo-Kertosono, dua ruas tol lain yang menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah juga sedang dalam proses pengerjaan. Kedua tol tersebut a.l. Solo—Ngawi yang progres pembangunan fisiknya sudah 80% dan Ngawi—Kertosono yang baru mencapai 40%.
Plt Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Djoko Murjanto menjelaskan tol Solo—Ngawi kemungkinan selesai akhir 2015. “Kalau Ngawi—Kertosono mungkin awal 2017,” katanya dalam pernyataan yang dilansir Setdaprov Jatim, Selasa (5/5/2015).
Untuk seksi tol Solo—Ngawi dan Ngawi—Kertosono, pemerintah akan memberi dukungan konstruksi agar menjadi layak secara finansial dan memikat investor. Sebab, kedua ruas tol itu adalah program untuk mencapai target pembangunan tol sepanjang 1.000 km hingga 2019.
Dukungan diwujudkan dalam bentuk pengadaan tanah pada seluruh seksi, serta konstruksi sepanjang 20,9 km untuk ruas Rolo—Ngawi (seksi Colomadu—Karanganyar) dan sepanjang 37,5 km untuk ruas Ngawi—Kertosono (seksi Saradan—Kertosono).
Hingga saat ini, total pengadaan tanah pada ruas tol Solo—Ngawi telah mencapai 91,61% dan ditarget selesai tahun ini. Adapun, pengadaan tanah untuk ruas tol Ngawi—Kertosono baru mencapai 48,48% dan ditenggat selesai akhir 2016.
“Sehingga secara keseluruhan pembangunannya diharapkan selesai pada 2017. Groundbreaking jalan tol ruas Solo—Ngawi sendiri telah dilakukan pada 26 September 2013,” sebut Djoko.
Lebih lanjut, dia menjabarkan pemerintah memiliki program agar seluruh ruas tol prioritas Trans Jawa dapat tersambung sepenuhnya dan beroperasi pada 2018. Panjang total ruas tol prioritas itu mencapai 615 km.
Adapun, sambungnya, pengerjaan jalan tol Solo-Kertosono akan menjadi bagian dari proyek Trans Jawa, yang digawangi oleh PT Jasa Marga (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero). Selain itu, pemerintah juga menggunakan pinjaman dari China senilai US$360 juta.
Total panjang ruas tol Solo—Ngawi mencapai 90,10 km dan pengusahaannya diadakan oleh PT Solo Ngawi Jaya dengan masa konsensi 35 tahun sejak penerbitan SPMK. Biaya investasi yang dibutuhkan mencapai Rp5,14 triliun.
Biaya tersebut dipenuhi melalui ekuitas dari badan usaha jalan tol dan pinjaman dari perbankan. Sementara itu, lokasi jalan tolnya sendiri berada di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Ngawi.
Di lain pihak, jalan tol ruas Ngawi—Kertosono memiliki panjang 87,02 km dan pengusahaannya dilakukan oleh PT Ngawi Kertosono Jaya dengan masa konsensi 35 tahun dan kebutuhan kapital senilai Rp3,83 triliun.
Lokasi pembangunan tol tersebut membentang sepanjang Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi yang semuanya berada di wilayah Jatim.
Pada April 2015, PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya turut memegang saham proyek Solo—Ngawi dan Ngawi—Kertosono. “Dengan adanya tol ini, waktu tempuh Solo—Ngawi—Kertosono dapat diringkas hanya dalam 2,5 jam,” imbuh Djoko.
Dia berpendapat keberadaan tol tersebut akan mendongkrak perekonomian kedua provinsi dan meningkatkan konektivitas dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah, serta menambah penyerapan tenaga kerja baik selama konstruksi maupun setelah tol beroperasi.