Bisnis.com, MALANG—Puncak panen padi di Kab. Malang, Jawa Timur, diperkirakan berlangsung pada Juni 2015, yang dipicu mundurnya musim tanam.
Kepala Kantor Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengataikan sampai dengan April 2015 baru mencapai 50.000 ton, lebih rendah daripada realisasi panen pada periode yang sama tahun lalu sebesar 70.000 ton.
“Pada Juni diperkirakan terjadi puncak panen. Saya perkirakan angkanya bisa mencapai 400.000 ton gabah kering giling (GKG),” ujar Tomie di Malang, Senin (11/5/2015).
Gambaran itu menunjukkan bahwa pasokan beras di pasar memang belum banyak karena belum memasuki usia panen.
Karena itulah, wajar jika Bulog masih kesulitan menyerap beras dalam jumlah besar sampai dengan April 2015.
Karena masih relatif rendahnya produksi padi, maka harga GKG di wilayah Kab. Malang masih bagus, yakni di kisaran Rp4.200-Rp4.500 per kg, jauh di atas harga pembelian pemerintah sebesar Rp3.700 per kg.
Relatif tingginya harga gabah di Kab. Malang, kata dia, karena rendemen padi di daerah tersebut cukup tinggi. Rendemennya berkisar 35%-70%.
Sebelumnya, Kepala Bulog Malang Arsyad mengatakan Penyerapan beras oleh Bulog Malang baru mencapai 10.000 ton atau 20% dari target pengadaan sepanjang 2015 yang dipatok 50.000 ton.
Dengan realisasi sebesar itu, dia tetap optimistis dapat memenuhi pengadaan sebanyak 50.000 ton sampai akhir tahun.
“Dari sisi teori, pada puncak panen memang seharusnya pengadaan beras harus bisa mencapai 50% lebih,” katanya.
Dengan kenyataan bahwa musim tanam pada musim penghujan yang mundur satu bulan, maka pihaknya masih tetap optimistis penyerapan bulan ini bisa banyak.
Terkait dengan target produksi padi sepanjang 2015 di Kab. Malang, menurut Tomie, diharapkan bisa mencapai 470.000 ton GKG lebih. Dengan produksi sebesar itu, maka berarti ada surplus beras sebesar 70.000 ton.
Selama tiga tahun, diharapkan ada peningkatan produksi sebesar 5%. Target pertumbuhan dipatok tidak tinggi karena volume produksi padi di Kab. Malang sudah besar.
Untuk mencapai target tersebut, maka Pemkab Malang melakukan modernisasi peralatan pertanian dan perbaikan irigasi. Sepanjang 2015, Kab. Malang mendapatkan bantuan 82 unit hand tractor, perbaikan irigasi sebanyak 20 unit yang satu unitnya sepanjang 100-150 meter.
Juga bantuan benih sebanyak 50.000 kg, sedangkan kebutuhan tiap hektarenya 10 kg. Selain itu bantuan pompa air sebanyak 24 unit, dan alat perontok padi 8 unit.
“Bantuan itu dievaluasi setiap tahunnya. Jika dianggap kurang, akan ditambah lagi oleh Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Dengan cara seperti itu, maka produksi diharapkan bisa meningkat secara signifikan untuk menuju ketahanan pangan.