Bisnis.com, JakartaSerikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mengklaim mampu mengelola terminal pelabuhan secara mandiri tanpa bantuan Hutchison Port Holdings. Sekretaris Jenderal Serikat PekerjaMokhammad Firmansyah mengatakan 800 pekerja telah memiliki kemampuan dalam hal teknologi dan sistem, termasuk dalam hal meraih pasar internasional.
Dia meyakini laju perdagangan internasional melalui JICT akan terus ada selama permintaan barang juga mengalir. Selain itu, sebesar 70% kegiatan ekspor dan impor di wilayah DKI Jakarta dilayani melalui JICT.
Indonesia adalah tujuan akhir dari proses perdagangan internasional, beda dengan Singapura. Kalau Indonesia barangnya masih ada, konsumennya masih perlu barang tersebut maka pengiriman barang akan terus terjadi, jelasnya dalam Gelar Aksi Mogok dan Blokade Gerbang JICT Menolak Perpanjangan Konsesi JICT, Selasa (28/72015).
Dalam gelar aksi mogok dan blokade selama sembilan jam tersebut seluruh aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan dihentikan. Dalam sehari, terangnya, ada sekitar 12.000 kontainer yang keluar-masuk sehingga indikasi kerugian dipastikan terjadi
Dia meminta maaf kepada para pelanggan JICT yang tidak dapat terlayani. Dia khawatir jika aksi solidaritas itu tidak dilakukan, hal yang sama akan terjadi kepada pekerja lainnya.
Kami mohon maaf apabila pelanggan kami ada ketidaknyamanan yang terjadi. Kami harus melakukan ini, kalau kami tidak melakukan ini maka hal tersebut akan terjadi ke teman-teman yang lain, katanya.