Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan menambah alokasi beras untuk keluarga miskin atau raskin pada September, untuk membantu masyarakat yang terkena dampak kekeringan di beberapa wilayah Indonesia.
Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan pemerintah akan menambah penyaluran raskin menjadi dua kali pada September 2015.
Cadangan beras milik pemerintah pun ditingkatkan menjadi 350.000 ton, agar dapat digunakan saat dirasa perlu melakukan operasi pasar.
"Kami akan menambah raskin pada September untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Pada September ini raskin akan disalurkan dua kali, dalam rangka mengurangi dampak yang mungkin terjadi akibat kekeringan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/8/2015).
Sofyan menuturkan penambahan cadangan dan penyaluran raskin tersebut berasal dari beras lokal yang diserap oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Bulog nantinya meningkatkan serapan beras yang diproduksi oleh petani pada masa panen saat ini.
Menurutnya, saat ini Bulog masih mengkaji skema penyerapan yang akan dilakukannya untuk menjaga cadangan beras. Pasalnya, selama ini Bilog hanya menyerap sekitar 7% dari total produksi beras di dalam negeri, karena hanya bertugas sebagai penjaga stabilitas pasokan di pasar.
"Berapa banyak yang hatus diserap belum diputuskan. Kami akan lihat pengadaan Bulog selama ini, karena masih ada waktu," ujarnya.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengatakan pihaknya meminta Bulog menyediakan stok beras hingga 2,5 juta ton pada akhir Oktober tahun ini. Cadangan itu dipelukan untuk menjaga ketahanan pangan saat kekeringan terjadi di beberapa wilayah.
Menurutnya, Bulog telah menyatakan kesiapannya untuk menyerap beras yang diproduksi oleh petani saat masa panen Agustus-September tahun ini.
Amran menuturkan pemerintah selama ini aktif meminta pemerintah daerah membangun waduk dengan skala kecil atau embung, dan sumur dangkal untuk mengantisipasi kekeringan.
Cara tersebut berhasil menyelamatkan 100.000 hektare lahan pertanian yang selama ini mengalami kekeringan.
Saat ini kekeringan diperkirakan masih terjadi di Indramayu, Cirebon, Demak, Pati, Grobogan, Bojonegoro, dan Timor Tengah Selatan. Tim upaya khusus yang dibentuk pemerintah pun terus mencari cara untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah tersebut.