Bisnis.com, DENPASAR--Mulai tahun ini, Bali dipastikan tidak akan lagi mengalami pemadaman listrik bergilir menyusul beroperasinya PLTU Celukan Bawang dan PLTDG Pesanggaran dengan kapasitas masing-masing 380 MW dan 200 MW.
Tambahan tersebut menjadikan total pasokan listrik untuk daerah ini menjadi 1.280 MW, atau tersedia cadangan sekitar 500 MW, karena beban puncak listrik di Pulau Dewata sebesar 780 MW.
"Jadi ada cadangan sekitar 60%, dan kami yakin tidak ada lagi pemadaman akibat pemeliharaan atau perbaikan pembangkit. Kalaupun ada gangguan dari Jawa yang kami rata-ratakan pasokannya 340 MW, sepanjang tidak ada pembangkit lain terganggu, maka di sini aman," ujar GM PLN Distribusi Bali Doddy B Pangaribuan, Jumat (28/8/2015).
Dia menyatakan dengan cadangan pasokan cukup besar, PLN Bali siap kembali melayani tambah daya dan pemasangan daya listrik dari masyarakat.
Direktur Keuangan Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani menyampaikan pembangunan pembangkit dikerjakan oleh Konsorsium Wartsila dan PT PP (persero).
Biaya pembangunan pembangkit mencapai Rp2 triliun dan merupakan pembangkit berbahan baku gas terbesar di Indonesia yang dibiayai dana internal anak usaha PLN ini.
Dia menuturkan PLTDG Pesanggaran untuk sementara masih menggunakan minyak, karena pasokan gas direncanakan masuk pada triwulan III/2015 melalui terminal floating storage dan floating regasification dari terminal LNG Pelabuhan Benoa.
Ditargetkan hasil gasifikasi tersebut akan mulai disalurkan ke pembangkit menggunakan pipa pada triwulan IV.
Indonesia Power mengklaim konversi BBM ke gas tersebut menghemat sekitar Rp400 juta per hari. Selain itu, mampu menurunkan kebisingan, getaran, dan emisi CO2 mencapai 284.278 ton per tahun, dari sebelumnya emisi yang dihasilkan 978.448 ton emisi per tahun menjadi hanya 694.170 ton per tahun.
Pengurangan emisi tersebut berasal dari penurunan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) 547 kilo liter per hari, dari sebelumnya 2.190 kilo liter per hari menjadi 1.642 kilo liter per hari.
Pembangkit ini terdiri dari 4 blok dengan masing-masing blok terdiri dari 3 unit mesin dan didesain menggunakan 3 jenis bahan bakar, yakni HSD, marine fuel oil (MFO), dan gas.
"Kalau penghematan atas mesin tua, kemudian ditambah lagi nanti kalau ada gas. Intinya tidak hanya bahan bakar, juga sisi pemeliharaan gas menghemat, selain mesin semakin kuat dan life time panjang." ujarnya.
Sripeni menyatakan Indonesia Power berencana akan membangun PLTDG serupa di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti di Kaltim berkapasitas 2X27,5 MW. Saat ini, feasibility study untuk proyek tersebut dalam proses. Pihaknya menargetkan dalam beberapa tahun ke depan jumlah pembangkit berbahan gas terus meningkat.
"Ke depannya di Sunyaragi, Perak, dan Grati kami dukung PLN karena gas lebih murah dan mudah serta menghemat 30%," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan pengoperasian PLTDG tersebut akan membantu memenuhi kebutuhan pertumbuhan konsumsi listrik di Bali.
Dia secara khusus mengucapkan terima kasih dengan hadirnya teknologi dan bahan bakar pembangkit yang ramah lingkungan.
"Karena kalau terus dengan minyak bumi emisi tidak akan ramah lingkungan, sudah ribut juga tercemar dan produk listrik tidak optimal. Kalau gas sudah bersih tidak bising dan hasil produksi optimal," ujarnya.