Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangkas Biaya Logistik, Pemerintah Harus Realistis

Vice President PT Iron Bird Transport Ian Sudiana berharap pemerintah serius untuk memangkas biaya logistik yang saat ini berada di kisaran 24,6% dari Product Domestic Bruto (PDB). Dia menjelaskan harus pemerintah lebih realistis menargetkan penurunan biaya logistik yang menurutnya ideal di kisaran 18%-22% dari PDB dalam lima tahun ke depan.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Vice President PT Iron Bird Transport Ian Sudiana berharap pemerintah serius untuk memangkas biaya logistik yang saat ini berada di kisaran 24,6% dari Product Domestic Bruto (PDB).  Dia menjelaskan harus pemerintah lebih realistis menargetkan penurunan biaya logistik yang menurutnya ideal di kisaran 18%-22% dari PDB dalam lima tahun ke depan.

“Jadi bagi kami sebetulnya dalam lima tahun kedepan bisa turun 2,5% sampai 5% saja, itu hasil realistis yang sangat positif daripada gembar-gembor bisa turun 15% dalam setahun atau dua tahun. No sense,”katanya, Senin (31/8/2015).

Sebagai pelaku usaha, dia menilai konektivitas dengan program laut bisa digarap lebih dalam lagi dengan menawarkan berbagai pilihan moda transportasi dengan biaya rendah dan risiko yang lebih kecil. Kelancaran arus barang di pelabuhan yang menyangkut dwelling time, terangnya, juga mampu memperkecil biaya logistik.

Dia mengatakan pemerintah perlu menegaskan beberapa regulasi, seperti aturan masa inap kontainer di pelabuhan. Apabila kontainer telah melebihi batas waktu inap, paparnya, kontainer langsung dikeluarkan atau dipindahkan ke gudang lini dua. Selain itu, peningkatan infrastruktur di bidang teknologi dipercanggih seperti layanan CEISA milik Direktorat Bea dan Cukai Indonesia sehingga zero system error.

“Perlu juga kesesuaian regulasi yang ada di Indonesia National Single Window (INSW) harusnya juga up to date. Banyak regulasi yang ISNW-nya diterbitkan kesannya seperti bikin pengumuman di sekolah. Bikin aturan hari ini, besoknya harus sudah berlaku,” jelasnya.

Dia juga menekankan kebutuhan infrastruktur jalan seperti realisasi pembangunan jalan bebas hambatan atau tol dari Priok ke Cikarang dan Jalan Tol Luar Lingkar Jakarta (JORR) 2 yang masih terkendala proses pengadaan lahannya serta pembangunan jalur kereta api ke lima pelabuhan utama di Indonesia.

“Kereta api itu untuk medium atau long distance. Di Priok, menurut kami,  tahap awal ini bisa connect sebenarnya bagaimana mengurangi tingkat YOR [Yard Occupancy Ratio] di pelabuhan kalau sudah meningkat lagi volumenya,” ucap Ian.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper