Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan properti PT Bali Seminyak Sejahtera (BSS) mengalokasikan dana sekitar Rp1,55 triliun untuk menggarap empat proyek di Pulau Dewata.
Keempat proyek itu ialah kondominium hotel atau kondotel di Seminyak dengan nilai investasi Rp500 miliar, kondotel resort di Tabanan yang membutuhkan dana Rp700 miliar, hotel dan pusat kuliner di perbatasan Seminyak – Legian dengan biaya Rp250 miliar, serta apartemen di Nakula dengan nilai investasi Rp100 miliar.
“Semua belum termasuk dengan harga lahan, karena lahan sudah milik kami,” ujar Presiden Direktur BSS Ricky Thomasian di Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Dia menuturkan, potensi bisnis properti di Bali sangat menggiurkan terutama untuk mendukung sektor pariwisata. Per Oktober tahun ini, jumlah turis mancanegara sudah mencapai 4,5 juta jiwa, sedangkan lokal berjumlah 12,5 juta.
Melihat ceruk pasar yang besar, perusahaan mengembangkan kondotel Meritus Seminyak di atas lahan seluas 3.100 m2. Jumlah unit yang ditawarkan ada 184 kamar dengan luasan mulai dari 32 m2. Harga per unit dibanderol Rp1,8 miliar - Rp9 miliar. Angka ini naik 20% dari pemasaran awal pada November 2014.
Pada bulan yang sama, pemancangan tiang perdana bangunan setinggi 5 lantai ini dilakukan. Perseroan menargetkan prosesi penutupan atap dilakukan Februari 2016, sehingga kondotel berstandar bintang lima ini dapat beroperasi Desember tahun depan. Adapun nilai proyeknya mencapai Rp500 miliar di luar harga lahan.
Nantinya, ongkos menginap per malam dibanderol US$165 atau Rp2,5 juta. Pada tahun pertama, okupansi diharapkan minimal mencapai 60%.
Dalam dua tahun pertama, pihaknya memberikan garansi return of investmen (ROI) sebesar 16%. Investor juga mendapatkan garansi pembelian kembali antara 100% - 125% setelah 5 tahun, asuransi pendidikan anak, dan 24 poin menginap.
Terkait pasar properti di Bali khususnya di Seminyak , menurut Ricky, untuk kelas atas sangat potensial. Namun, beberapa pengembang tetap merasakan penjualannya menurun. Selain faktor pelemahan ekonomi nasional, rata-rata calon konsumen enggan melakukan transaksi karena banyaknya pembangunan proyek yang telat.
“Akhirnya mereka ragu untuk membeli. Pasar kemudian memilih produk yang premium karena adanya jaminan pembangunan sesuai perencanaan,” tuturnya.
Wilayah Seminyak menjadi kawasan premium di Pulau Dewata, seperti Nusa Dua. Harga lahan berkisar Rp35 juta – Rp40 juta per m2. Sayangnya, koefisien lantai bangunan (KLB) hanya setinggi 15 meter.
Ricky menambahkan, setelah pembangunan Meritus Seminyak rampung, perusahaan baru mengembangkan ketiga proyek lainnya. Adapun masing-masing proyek memiliki luasan lahan sekitar 3.000 m2.
Pengembang Ini Alokasikan Rp1,5 Triliun Untuk Investasi Properti di Bali
Perusahaan properti PT Bali Seminyak Sejahtera (BSS) mengalokasikan dana sekitar Rp1,55 triliun untuk menggarap empat proyek di Pulau Dewata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
46 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
1 jam yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
32 menit yang lalu
Pekerja Informal Jadi Beban Ekonomi Indonesia?
47 menit yang lalu
PPN Naik Jadi 12%, Harga BBM Pertamax Cs Ikut Terkerek?
1 jam yang lalu
PPN Naik 12%, Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Pajak Kemenkeu
1 jam yang lalu