Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah produksi tangkapan ikan di Jepang dan Thailand terus mengalami penurunan sehingga hal tersebut juga perlu diwaspadai karena berpotensi membuat nelayan mencari ke tempat lain termasuk kawasan perairan di Indonesia.
"Penurunan produksi perikanan tangkap di Jepang dan Thailand masing-masing hingga 22 dan 39 persen," kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim di Jakarta, Sabtu.
Menurut Abdul Halim, penurunan produksi yang terjadi di Jepang terjadi karena negara Matahari Terbit itu secara terus-menerus mengurangi jumlah armada perikanannya sejak tahun 1980-an.
Kedua, lanjutnya, pada Maret 2011, gempa bumi yang disertai tsunami di pantai timur laut telah menghancurkan infrastruktur dan kapal perikanan, serta berdampak terhadap penurunan sepertiga hasil tangkapan ikan atau sekitar 7 persen pada tahun 2010 dan 3,5 persen pada tahun 2012.
Sementara menurunnya produksi ikan di Thailand, ujar dia, disebabkan berkurangnya sumber daya ikan akibat penangkapan ikan berlebih dan kerusakan lingkungan di Teluk Thailand.
Hal tersebut, lanjutnya, mendorong beroperasinya kapal-kapal perikanan Thailand menangkap ikan di perairan Indonesia sejak 2008.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah Indonesia saat ini lebih memprioritaskan produksi perikanan budi daya dibandingkan dengan tangkap karena kebutuhan pangan untuk populasi saat ini lebih banyak menggunakan sumber pangan berbasis teknologi.
"Kalau 30 tahun lalu di dunia ini perikanan budi daya baru 20-30 persen sekarang sudah lebih dari 50 persen kita di budi daya," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara pembukaan Indonesia Aquaculture 2015 di Indonesian Convention & Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, Kamis (29/10).
Apalagi, Wapres juga mengingatkan bahwa di sejumlah negara telah ada meningkatkan teknologi mereka seperti teknologi budi daya salmon di Eropa dan tuna di Jepang.
Dengan demikian di Indonesia, ujar dia, maka seharusnya juga terus dikembangkan budi daya seperti nila dan kerapu serta begitu juga dengan komoditas nonperikanan lainnya seperti udang dan cumi.
Wapres berpendapat, peningkatan budi daya perikanan juga dapat menambah pendapatan harian masyarakat apalagi kalangan komunitas yang miskin antara lain banyak terdapat di nelayan tradisional.
Apalagi, lanjutnya, perikanan budi daya juga lebih mudah untuk mendapat pinjaman dari pihak perbankan karena dinilai lebih memiliki agunan dibandingkan perikanan tangkap.
Menurut Wapres, perikanan budi daya juga dinilai lebih beragam dalam hal jender dibandingkan dengan perikanan tangkap yang lebih didominasi nelayan laki-laki.
"Karena itu sangat bagus untuk kesetaraan jender.. Namun yang paling penting menjaga lingkungan," katanya.
Untuk itu, Jusuf Kalla juga mengingatkan agar institusi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat meningkatkan keahlian dan teknologi untuk budi daya perikanan.
PRODUKSI IKAN: Di Jepang dan Thailand Turun, Indonesia Bakal Disasar
Jumlah produksi tangkapan ikan di Jepang dan Thailand terus mengalami penurunan sehingga hal tersebut juga perlu diwaspadai karena berpotensi membuat nelayan mencari ke tempat lain termasuk kawasan perairan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
7 jam yang lalu