Bisnis.com, JAKARTA -- Pemahaman masyaralat Indonesia terkait Masyarakat Ekonomi Aean (MEA) masih minim.
Dalam riset yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dari 2.509 responden hanya 25,90% masyarakat umum serta 27,80% pengusaha dan pedagang yang memiliki pemahaman tentang MEA.
Adapun, sebanyak 82,6% responden tidak mengetahui adanya mobilitas tenaga kerja dalam MEA nanti.
"Ini karena sosialisasi pemerintah sangat kurang. Dampaknya pemahaman dan kesiapan sanbgat minim," kata Peneliti Asean LIPI, Zamroni, Rabu (2/12/2015).
LIPI merekomendasikan sejumlah hal kepada pemerintah untuk segera melakukan pembenahan. Rekomendasi itu antara lain melakukan sosialisasi terpadu dan memerhatikan posisi UKM dalam penerapan SNI sebagai perlindungan.
"Selain itu juga perlu mendorong pertubuhan sektor riil, terutama UKM dengan meningkatkan akses kredit, stimulasi nonkredit seperti kemudahan pengurusan SNI, dan pendampingan," jelasnya.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan kajian mengenain self-reported beliefs or behaviors di 16 kabupaten/kota yang terbagi menjadi daerah utama dan daerah pembanding. Adapun margin of error dari riset ini sebesar 2%.
Daerah utama adalah kawasan yang memiliki produk unggulan seperti perikanan, otomotif, tekstil dan produk tekstil, produk pertanian, kayu, serta pariwisata. Sementara daerah pembanding adalah kawasan yang tidak memiliki produk unggulan.