Bisnis.com, JAKARTA -- Allianz Life Indonesia mengharapkan terjadi perubahan substansial dalam sistem ekonomi Indonesia terutama dalam pengoptimalan pertumbuhan serta memperbaiki distribusi kekayaan di antara penduduk.
Pasalnya, riset global Allianz secara global menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kesenjangan terlebar di Asia.
Joachim Wessling, Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia menyatakan secara global, Allianz baru saja mengeluarkan Global Wealth Report edisi ke-enam awal Desember 2015 lalu. Riset ini melaporkan situasi aset dan utang dari biaya rumah tangga di lebih dari 50 negara.
Dia mengatakan salah satu hal menarik dalam laporan ini adalah mengenai tingkat distribusi kekayaan.
Laporan ini mencatat negara di Asia memiliki rata-rata Koefisien Gini sebesar 62,7. Jumlah ini lebih baik dari rata-rata global sebesar 63,8. Artinya, rata-rata negara-negara di Asia memiliki kemerataan distribusi kekayaan yang cukup baik.
Namun, Koefisien Gini untuk Indonesia adalah sebesar 73,6 dan merupakan yang tertinggi di Asia.
Hal ini mengindikasikan terjadinya ketidakmerataan dibandingkan rata-rata global. Sedangkan untuk negara kawasan koefisien gini Malaysia (69.6), Thailand (67.4) dan India (65.5).
Sedangkan Tiongkok menjadi negara Asia yang memiliki koefisien gini terbaik (52.2) disusul oleh Korea Selatan (53.4).
Bagi kami sebagai salah satu pemain di industri asuransi, indikator ini menjelaskan mengapa penetrasi asuransi di negara ini berjalan sangat lambat selama ini.
Situasi inilah yang membuat kami harus selalu melakukan inovasi agar konsep dan produk serta layanan asuransi dapat tetap menjangkau penduduk Indonesia secara merata, ujar Joachim di Jakarta, dikutip Senin (14/12/2015).
Dia mengatakan pihaknya dari 2006 menggarap asuransi mikro untuk menyasar masyarakat kecil.
Joachim mengatakan investasi yang dilakukan Allianz ini diharapkan menjadi keuntungan di masa depan.
Keuntungan ini terjadi ketika pemerataan kekayaan terealisasi di masa depan. Sehingga perusahaan dapat meraup premi dan peningkatan penetrasi bagi produk asuransi non-mikro yang dimiliki.