Pertama, kelapa sawit. Akibat kekeringam produksi komoditas tersebut tahun depan diperkirakan merosot 10%-15%. Tahun ini, produksi komoditas tersebut diprediksi sebesar 31 juta ton.
“Dampak dari kekeringan panjang ini dapat menurunkan produksi 2016 dan 2017. Pada 2016-2017 mungkin sekitar 28-29 juta ton. Tapi karena kita produsen utama dunia, penurunan produksi berpotensimemperbaiki harga," ujar Hasril Siregar, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit PT RPN.
Hasril mengatakan ancaman el nino memang amat serius. Kendati banyak lahan yang ditanami sawit muda mulai panen, dia berpendapat penambahan produksi tersebut tidak akan mampu menutupi penurunan yang diakibatkan cuaca kering.
Dia mendorong pemerintah untuk dapat mengembangkan inovasi penggunaan minyak sawit misalnya untuk bahan baku bioplastik dan bioemulsion sehingga dapat meningkatkan penyerapan dalam negeri.