Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menpar Dorong Berlakukan Tax Refund

Kendati pemanfaatan tax refund belum maksimal, namun hal ini dipercaya menjadi salah satu faktor yang dapat memancing peningkatan wisatawan asing (wisman) seiring dengan penargetan kunjungan wisman pada 2019 mencapai angka 20 juta kunjungan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) didampingi Wali Kota Malang Eddy Rumpoko (tengah) dan pemilik Jatim Park Grup Paul Sastro (kanan) meresmikan pembukaan Museum Angkut dan Topeng di Batu, Jumat (11/12/2015). Menpar optimistis target kunjungan wisman ke Indonesia tahun  ini bisa tembus 10 juta sesuai dengan target yang ditetapkan./Bisnis-Choirul Anam
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) didampingi Wali Kota Malang Eddy Rumpoko (tengah) dan pemilik Jatim Park Grup Paul Sastro (kanan) meresmikan pembukaan Museum Angkut dan Topeng di Batu, Jumat (11/12/2015). Menpar optimistis target kunjungan wisman ke Indonesia tahun ini bisa tembus 10 juta sesuai dengan target yang ditetapkan./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemanfaatan tax refund, yang hingga kini belum maksimal, dipercaya menjadi salah satu faktor yang dapat memancing peningkatan wisatawan asing (wisman) seiring dengan penargetan kunjungan wisman pada 2019 mencapai angka 20 juta kunjungan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan usulan tersebut kembali disampaikan sebagai salah satu langkah mengejar tercapainya target kunjungan yang disampaikan oleh Presiden [Joko Widodo].

Dengan jumlah kunjungan wisman sepanjang tahun lalu sebesar 10 juta kunjungan. menurut dia, paling tidak, diperlukan pertumbuhan 20% harus  dicapai dalam setiap tahun. Hitungan tersebut menjadi akurat bila asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini sesuai dengan prediksi pemerintah 5,3%.

"Prediksi pemerintah pertumbuhan ekonomi tahun ini capai 5,3%. Berarti, ini setara dengan pertumbuhan bisnis pariwisata yang harus tumbuh hingga 4 kali lipat. Untuk capai hasil yang luar biasa ini tentunya perlu langkah-langkah yang tidak biasa," katanya di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Dirinya mengakui saat ini sistem tax refund yang sudah dijalankan belum memiliki hasil yang optimal sehingga belum bisa bersaing dengan sistem tax refund yang ada di negara lain. Untuk itu perlu adanya pembenahan dari masing-masing pelaku yang memiliki andil di bawahnya untuk membenahinya.

Menanggapi hal tersebut, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Sri Agustina menjelaskan usulan tersebut dinilai baik tapi perlu dirundingkan dengan seluruh stakeholder. Sebab tiap keputusan yang dihasilkan tidak hanya menyangkut mendag saja.

"Tujuan akhir dari usulan ini ingin menyamakan sistem tax refund di Indonesia dapat disamakan dengan negara lain yang sudah lebih dulu menerapkan."

Dorongan Lain

Selain itu, Arief mengatakan tahun ini menpar siap menambah daftar negara lainnya untuk diberlakukan bebas visa demi menggenjot devisa. Diharapkan sampai akhir tahun ini ada tambahan 80 negara, sehingga jumlah akhir negara bebas visa ada 170 negara.

"Pertama sudah 15 negara, kemudian tambah lagi 60 negara. Total akhirnya sudah ada 90 negara, itu sudah selesai. Di tahun ini, kami akan tambah 80 negara lagi."

Pengejaran pemberlakuan bebas visa bertujuan agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara tetangga, misalnya Malaysia yang sudah 162 negara. Menurut dia, penambahan ini dinilai menjadi cara paling cepat untuk mendatangkan wisman.

Terkait kontribusi pariwisata terhadap industri pusat belanja, dia bilang secara total kontribusinya mencapai kisaran Rp100 triliun setiap tahunnya. Angka tersebut didapat dari alokasi anggaran belanja dan kuliner yang dilakukan oleh wisatawan lokal dan asing sekitar 30% dari total anggaran mereka.

Pendapatan dari pariwisata untuk belanja dan kuliner yang berasal dari lokal mencapai Rp40 triliun, sementara dari asing mencapai Rp100 juta. "Sumbangan dari wisatawan untuk kuliner dan belanja tidak kecil, makanya kami dorong APPBI untuk terus perbaiki infrastrukturnya agar kontribusinya bisa terus bertambah."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Marsya Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper