Bisnis.com, JAKARTA - Kegiatan eksploitasi gas di Blok Selat Panjang menjadi tumpuan bagi PT Sugih Energy Tbk. (SUGI) di tengah menurunnya harga minyak.
Saat ini, Sugih Energy memiliki tiga blok. Pertama, Blok Selat Panjang, Riau dengan participating interest (PI) 55%, Blok Lemang dengan 34% dan Blok Kalyani, Jambi yang dimiliki 100% namun masih dalam tahap eksplorasi dan baru pada 2017 dilakukan pengeboran.
Blok Selat Panjang, Sugih bermitra dengan PetroChina yang berpartisipasi sebanyak 45%. Untuk Lapangan 2P Shiapas memproduksi 7,2 juta barel per hari, 2P Pematang 69 juta barel per hari dan gas di 2P Pematang sebesar 188 miliar kaki kubik.
Sedangkan, di Blok Lemang diperkirakan cadangan minyaknya mencapai 511 juta barel minyak per hari dan gas sebesar 411 miliar kaki kubik.
Presiden Direktur Sugih Energy Riyanto Soewarno mengatakan pihaknya akan tetap melakukan kegiatan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Namun, pihaknya, memilih untuk menggenjot usaha di bidang gas. Pasalnya, gas dianggap lebih memberikan prospek positif dibanding minyak.
"Ada dua sumur di Blok Selat Panjang menghasilkan gas. Kalau dibandingkan, jauh lebih menarik menjadi produsen gas daripada produsen minyak," ujarnya di sela Public Expose di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Tahun ini, pihaknya akan menjual 24 juta kaki kubik gas dari Blok Selat Panjang. Secara, bertahap pihaknya menargetkan bisa terlibat untuk sejumlah proyek yang menggunakan gas sebagai sumber energi.
Di akhir 2015, perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (persero) yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Rawa Minyak dan mulai disalurkan awal tahun ini sebesar 5 juta kaki kubik per hari. Lalu, PJBG baru juga akan diteken untuk menyalurkan gas 8,5 juta kaki kubik ke PT Badan Operasi Bersama Bumi Siantar Satu yang masih dalam proses negosiasi.
"Sekarang mulai kami salurkan ke PLN 5 juta kaki kubik dan sisanya 8,5 ke Badan Operasi Bersama," katanya.