Bisnis.com, MEDAN - Kalangan petani karet mulai mengeluhkan rencana pemerintah yang mendorong petani untuk melakukan replanting karet melalui pinjaman bank seperti kredit usaha rakyat (KUR).
Petani karet asal Labuhan Batu, Zainuddin mengatakan bila petani mencari sumber dana dari perbankan untuk melakuka replanting, akan cenderung terkendala persoalan uji kelayakan menerima pembiayaan. "Bank menganggap tak semua petani bisa diberikan pinjaman," katanya, Senin (28/3/2016).
Zainuddin meminta kepada pemerintah untuk menggodok program yang lebih matang lebih cepat dan tidak membebani petani. Dia menceritakan sebelumnya, replanting dilakukan oleh dinas perkebunan (disbun) setempat bekerja sama dengan dinas pertanahan.
Baru-baru ini, Kementrian Pertanian (Kementan) menyiapkan program replanting sejuta hektare (ha) karet pada beberapa daerah sentra komoditas karet. Pemerintah mengharapkan peremajaan karet tersebut bisa dilakukan secara bertahap sepanjang 2016.
Dalam kesempatan terpisah, petani asal Padang Lawas Utara (Paluta) Syamsudin Siregar yang memiliki lahan seluas 1 ha menilai rencana pemerintah untuk menggalakkan replanting karet justru makin memberikan kesulitan pada petani.
Syamsudin menilai harga karet saat ini masih rendah, bahkan kondisi tersebut telah membuat petani meninggalkan pekerjaan sebagai petani karet untuk pekerjaan lain. Menurutnya, bila pemerintah mendorong replanting maka hanya akan menambah beban bagi petani karena biaya untuk peremajaan karet dinilai cukup besar.