Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taman Nasional Gunung Leuser Sumbang PNBP Rp600 Juta per Tahun

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan kawasan konservasi yang juga menjadi destinasi pariwisata di Sumatera Utara.
Aktor Leonardo DiCaprio (tengah) bersama rekannya sesama aktor Adrien Brody (kedua kiri) berada di atas sampan saat menyeberangi Sungai Alas, Aceh Tenggara, Aceh, Minggu (27/3)./Antara
Aktor Leonardo DiCaprio (tengah) bersama rekannya sesama aktor Adrien Brody (kedua kiri) berada di atas sampan saat menyeberangi Sungai Alas, Aceh Tenggara, Aceh, Minggu (27/3)./Antara

Bisnis.com,JAKARTA—Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan kawasan konservasi yang juga menjadi destinasi pariwisata di Sumatera Utara.

Bukit Lawang dan Tangkahan merupakan dua tempat yang menjadi primadona pariwisata di TNGL yang ditunjuk oleh UNESCO sebagai Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (T RHS) ini.

Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menyebut pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari retribusi harian pengunjung tempat wisata konservasi TNGL ini sekitar Rp600 juta per tahun, dengan perputaran uang sebesar Rp20 miliar di Tangkahan setiap tahun dan Rp30 miliar di Bukit Lawang.

Melalui keterangan resminya, BBTNGL menjelaskan, kegiatan wisata alam di Bukit Lawang dimulai sekitar tahun 1980an, sedangkan di Tangkahan terjadi sejak 2002.

Khusus di Tangkahan, pengelolaan ekowisata dilaksanakan oleh masyarakat Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang yang tergabung dalam Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) yang menandata ngani kerja sama (MoU) pengelolaan ekowisata di Tangkahan dengan BBTNGL.

Andi Basrul, Kepala BBTNGL mengatakan, awalnya mayoritas masyarakat di Tangkahan adalah pelaku pembalakan liar, tetapi pada awal 2000an kondisi tersebut mulai berubah. Masyarakat menyadari pentingnya menjaga alam dan satwa di dalamnya sebagai bagian dari hidup mereka dan kini mereka mendapatkan keuntungan ekonomi dari aktivitas ekowisata ini.

“Saya harap, di masa depan kegiatan ini dapat berkelanjutan dan masyarakat terus menjaga kepercayaan TNGL untuk dapat memanfaatkan sekaligus melindungi hutan dan satwa langka di dalamnya,” ujarnya, Kamis (31/3/2016).

Selain melihat satwa tersebut, pen gunjung dapat menikmati keindahan panorama hutan dengan tracking maupun melakukan aktivitas tubing alias menyusuri sungai dengan ban.

Untuk tiket masuk , para pengunjung dipungut biaya sebesar Rp5.000 pada hari biasa dan Rp 7.500 pada akhir pekan, sedangkan turis mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp50.000 dan Rp225.000 pada akhir pekan.

“Hingga saat ini, pengunjung yang datang ke TNGL kebanyakan turis mancanegara yang ingin melihat orangutan maupun gajah, yaitu sebesar 90%, sedangkan pengunjung lokal hanya sekitar 10%,” kata Andi.

TNGL merupakan blok hutan terbesar di Sumatra bagian utara dan merupakan salah satu hutan topis warisan dunia (UNESCO). Kawasan TNGL seluas 1.095.592 hektar ini dihuni oleh sejumlah satwa kunci Sumatra, seperti harimau, gajah, badak, dan orangutan juga telah mengalami penyusutan sebagai hasil penyesuaian Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Sumatra Utara dan Aceh.

Satwasatwa penting atau yang sering disebut satwa kunci memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan dan keseimbangan ekosistem. Namun, keberadaan satwa kunci di Taman Nasional ini terus menerus berkurang dengan meningkatnya deforestasi, perburuan, dan perdagangan secara signifikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper