Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggannya atas penurunan tingkat produktivitas dan layanan di terminal peti kemas itu yang sudah berlangsung dua bulan terakhir atau sejak 2 Februari 2016.
Dalam surat itu, JICT mengakui bahwa kinerja di terminal mengalami penurunan yang bervariasi antara satu kapal dengan lainnya, dan berada di bawah standar kinerja yang sudah di tetapkan melalui Keputusan Dirjen Hubla Kemenhub UM.002/38/18/DJPL-2011 tentang standar kinerja layanan operasional pelabuhan.
Dalam beleid itu ditetapkan bahwa kinerja layanan bongkar muat kontener di JICT rata-rata 26 bok/crane/hour (BCH). Namun, berdasarkan data yang di himpun Kantor OP Tanjung Priok, produktivitas JICT mengalami penurunan cukup drastis, bahkan dalam sebulan terakhir (Maret 2016) hanya rata-rata 15-21 BCH.
“Kami, Dewan Direksi JICT menyampaikan permohonan maaf atas situasi dan kondisi ini. Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa kami,” tulis permohonan maaf JICT itu, Senin (4/4/2016).
Permohonan maaf itu disampaikan Dirut PT.JICT Dani Rusli melalui surat Direksi JICT No:827/dr-JICT/IV/16 tanggal 4 April 2016 yang ditujukan kepada seluruh pelanggan PT JICT.
Surat tersebut juga ditembuskan kepada Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Kepala Kantor KPU Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok , Dirut Pelindo II, CEO Hutchison Port Indonesia, dan Ketua DPC INSA Jaya.
Pengurus DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Jaya, Sunanrno mengatakan pihaknya sudah menerima surat permohonan maaf Direksi JICT atas merosotnya layanan di terminal tersebut akhir-akhir ini.
“INSA Jaya sudah terima surat tersebut,” ujarnya.